Syifa memberi Abinya senyuman memesona. Ia senang sekali Abi Assegaf memberi fasilitas yang sama untuk Adica.
Seolah itu belum cukup. Sesaat kemudian, Abi Assegaf mengajak Adica dan Syifa turun ke halaman depan. Sebuah Range Rover silver terparkir di sana.
"Abi beli mobil baru?" tanya Syifa, keningnya berkerut.
"Iya, tapi bukan untuk Abi."
Sebentuk kunci mobil diletakkan dengan lembut ke tangan Adica yang satunya. Abi Assegaf tersenyum tulus, menatapi wajah tampan anaknya.
Anak yang baru lima hari menatap dunia itu siap meninggalkan rumah sakit. Calvin mengantar ibu dan anak itu sampai ke lobi. Setidaknya, dalam kondisi sakit, ia masih merasakan hidupnya berarti. Menolong orang lain menambah arti hidup.
Hidup mewah setelah lama bergelut dalam kesederhanaan membuatnya sedikit kaget. Mobil, kartu-kartu plastik penanda jumlah nominal besar, dan tinggal di rumah mewah tepi pantai menyeret Adica dalam kenangan. Kenangan manis sewaktu masih bersama Michael Wirawan.
"Abi..." panggilnya ragu.
"Iya, anakku cinta? Ada apa?"
"Aku ingin ke makam Papa."
** Â Â Â