Anyway, Ronald Wan-ku sangat pantas menduduki nominasi. Begitu pula pak Hensa, Pak Rustian-raja puisi di Kompasiana-, Pak Katedrarajawen yang tulisan filsafatnya luar biasa, Kak Adica Wirawan, dan Bu Muthiah Alhasany.Â
Mereka jauh, jauh lebih pantas terpilih. Konsistensi dan loyalitas mereka sudah teruji. Justru orang-orang seperti merekalah yang layak diberi jempol karena mereka masih survive di Kompasiana sesering apa pun web satu ini error.
Dari pada para gelandangan virtual newbie yang hanya muncul sesekali dan bisa dibilang kurang aktif.
Begitu gemasnya Young Lady dengan sistem penilaian nominasi yang kurang fair. Sampai-sampai Young Lady berpikir.Â
Hmmmm, kayaknya nomine Kompasiana bukanlah untuk orang cantik dan tampan. Buktinya, yang cantik, yang baik, yang tampan, yang konsisten, tidak terpilih.
Lebih parah lagi, Kompasiana dan admin-adminnya itu anti kritik. Mereka hanya mau mendengarkan aspirasi Kompasianer kelas atas binti senior seperti Opa Effendi.Â
Kalau yang masih muda dan cantik kayak Young Lady, mana mungkin didengar? Ingat kesusahan Young Lady waktu lumpuh ngompasiana selama sebulan? Who care? Selain Ka Syifa dan malaikat tampan bermata sipitku?
Satu lagi yang tak kalah mengecewakan: Kompasianival yang diundur begitu lama. Pasti karena Kompasiana tidak dapat sponsor ya?Â
Terus terang, kalau mau diambil pahitnya dari sekarang. Siap-siap saja Kompasianival sepi karena banyak Kompasianers terlanjur kecewa.Â
Para nominator, kalian mau menghujat Young Lady setelah ini? Silakan. Mudah-mudahan Kompasianer of The Year tahun ini bukanlah orang aneh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H