Pertanyaannya terjawab usai durasi jam siaran Adica berlalu. Seperti biasa, pemuda yang telah banyak berubah itu bersiap pergi ke makam Michael Wirawan. Abi Assegaf minta ikut. Adica tak bisa menolak. Alhasil, keduanya ke makam dengan Honda Jazz milik Abi Assegaf.
Di depan makam Papanya, Adica berlutut. Ia tenggelam dalam kesedihan dan kenangan. Sesaat lupa seorang pria penyayang berdiri di sisinya.
Hati-hati disiramkannya air dan diletakkannya bunga tabur. Makam itu selalu bersih dan terawat. Setelah membaca Yasin, Adica bangkit. Diajaknya Abi Assegaf meninggalkan kompleks pemakaman. Lima puluh meter dari pemakaman, terdapat taman kecil penuh bunga mawar putih, lily, anggrek, dan krisan. Ke sanalah Adica membawa atasannya.
Abi Assegaf berjalan dalam diam. Senyumnya lenyap. Tergantikan haru. Adica anak yang berbakti pada Papanya, walau sang Papa telah pergi. Beruntungnya Abi Assegaf bila memiliki anak sebaik itu.
Tiba di taman, Adica membuka tas biolanya. Ia memainkan biola. Mengalunkan nada-nada indah. Lalu ia bernyanyi.
Maaf ku telah menyakitimu
Ku telah kecewakanmu
Bahkan kusia-siakan hidupku
Dan kubawa kau seperti diriku
Walau hati ini terus menangis
Menahan kesakitan ini