Sepotong berita kematian datang di Hari Jumat. Datang tepat di awal Subuh. Salah satu anggota keluarga Young Lady di Rumah Besar meninggal dunia. Pecah pembuluh darah otak, itulah sebabnya.
Sedih? Tentu saja. Ingin menangis? Iya, dan itu wajar. Kaget? Sangat. Tidak percaya? Betul. Sedikit bayangan melintas di pikiran. Dulu, almarhum adalah sosok orang dewasa yang merangkul, memeluk hangat, dan membelai rambut Young Lady cantik ketika masih kecil. Suaranya begitu lembut. Orangnya santun dan pendiam. Kini, almarhum telah meninggal. Semoga beliau tenang di sisiNya.
Sebagai keluarga, tak perlu disuruh lagi bila harus menghadiri acara kematian di rumah duka dan pemakamannya. Tapi, Young Lady tidak ke sana. Mengapa? Jelas bukan karena biaya, meski jaraknya sangat jauh dari kota bunga. Ini menyangkut urusan hati, Kompasianers.
Di Rumah Besar, ada salah satu sepupu jauh yang dulunya cinta masa kecil Young Lady cantik. Bila Young Lady datang dan bertemu sepupu itu, Young Lady bisa melukai hati pria tampan lainnya di sini. No way. Sadis, kalau kata Afgan. Sadis jika kita melukai orang yang kita cintai dengan pertemuan masa lalu.
Padahal "Calvin" telah memberi keleluasaan.
"Pergilah...saya tidak akan terluka." Begitu katanya. Lembut dan meyakinkan.
Namun, Young Lady berkeras tak mau. Biarlah Young Lady di sini saja. Demi menjaga hatinya agar tidak sakit dan terluka. Wow, kurang baik apa si "Calvin"?
So, Young Lady memilih tak datang demi menjaga perasaan malaikat tampan bermata sipit "Calvin Wan". Young Lady cantik tak ingin malaikat tampan bermata sipit terluka. Dari pada pergi dan melukai hatinya, lebih baik Young Lady tetap di sini. Menjaga perasaannya, menjaga hatinya dari luka.
Nah, sekelumit kisah di atas tak ada salahnya dijadikan pelajaran berharga. Apa pelajaran berharganya? Jika mencintai seseorang, jagalah hatinya. Sebisa mungkin jauhi ia dari luka dan kesakitan karena ulah kita. Usahakan jangan menyakitinya untuk alasan apa pun.
Menjaga hati tidak mudah. Berdoalah, minta bantuan Tuhan untuk menjaga hati kita dan hatinya.
Tak hanya itu. Jika telah mencintai seseorang, janganlah terjebak nostalgia. Jangan terkalahkan kenangan.
Jagalah hati, jagalah perasaan. Jangan buat dia bersedih. Jangan buat dia menangis. Kesedihan dia adalah kesedihan kita. Air matanya adalah air mata kita.
Buatlah dia bahagia. Kalau pun belum bisa membahagiakannya, jangan ciptakan kesedihan untuknya. Percayalah, menjaga hati orang yang kita cintai jauh lebih baik.
Kompasianers, siapkah kalian menjaga hati orang-orang yang kalian cintai?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H