"Geulis...hatur nuhun. Semoga sukses, banyak rezeki, salamet, lancar usahana."
Suaranya lembut dan menenangkan. Young Lady menyukai dan mengingatnya bukan karena ia memuji cantik. Melainkan tersentuh oleh doanya. Bukan kebetulan juga kalau Young Lady punya rencana bisnis setelah lulus kuliah nanti. Kata 'usaha lancar' yang diucapkan si kakek baik hati seperti stimulus yang merangsang alam pikiran Young Lady. Coba, dari mana kakek itu tahu dan bisa mendoakan seperti itu? Pas sekali dengan harapan Young Lady. Jangan-jangan si kakek ini sebenarnya paranormal, punya mata hati dan indera keenam. Atau jangan-jangan ia malaikat yang menyamar sebagai pria tua juru parkir? Atau mungkinkah ia Nabi Khidir? Bila demikian, beruntunglah Young Lady bertemu dan memberinya makanan setiap hari.
Entah, seakan ada tarikan. Seolah ada magnet di hati Young Lady untuk tak lupa berbagi dengannya tiap hari. Young Lady selalu menyisihkan satu porsi makanan untuknya di antara porsi-porsi lain yang dibagikan.
Yah, begitulah ngabuburitnya Young Lady. Tidak berburu takjil, tidak pula ke tempat-tempat kekinian dan instagramable. Cukup mencari pelajaran kehidupan di jalanan dengan berbagi. Kompasianers, setujukah kalian bahwa jalanan adalah salah satu universitas kehidupan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H