Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Surat Terbuka untuk Para Ayah, Calon Ayah, dan Yang Belum Mampu Menjadi Ayah

22 Mei 2018   05:42 Diperbarui: 22 Mei 2018   07:15 1301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi lain, pria yang kurang baik justru mendapat banyak anak. Bersabarlah, semua ada waktunya. Mungkin dengan begini, kalian diberi waktu untuk memantaskan diri menjadi ayah yang baik. Bagaimana cara memantaskan diri sebelum kelak menjadi ayah yang sebenarnya? Caranya mudah. 

Jadilah ayah angkat, pendamping, relawan, pendidik, atau orang tua untuk anak-anak istimewa yang terlantar. Mental kalian akan dilatih untuk sabar dan pengertian. Kerasnya hati kalian akan dilembutkan. Jemari kalian akan diasah untuk menggandeng, mengarahkan, dan memegang tangan anak-anak istimewa yang terlantar itu agar mereka bisa melakukan aktivitas secara mandiri. 

Telinga kalian dibiasakan untuk peka mendengar curahan hati mereka sepanjang hari. Bibir kalian akan digunakan untuk bercerita, memberi saran, mengajari, dan berbicara dengan lembut pada mereka. Lengan kalian akan dilatih untuk memeluk, merengkuh, dan mendekap anak-anak istimewa terlantar itu dengan penuh kasih. Mata, otak, dan anggota tubuh kalian digunakan untuk menggantikan anggota tubuh mereka yang tak lengkap.

Kalau semua itu sudah berhasil dilakukan, kalian sudah layak menjadi seorang ayah. Tinggal menunggu waktu saja. Dengan menjadi ayah angkat, pendamping, relawan, pendidik, atau orang tua untuk anak-anak istimewa yang terlantar, kalian belajar bersyukur. Kalian akan belajar mencintai dengan tulus. Kalian akan belajar menyayangi tanpa syarat, membantu tanpa pamrih, dan bekerja tanpa mengharapkan materi. 

Sebab tak ada hari libur untuk mencintai anak-anak istimewa yang terlantar, dan tak ada gaji untuk orang yang bersedia menemani mereka menjalani hari demi hari. Bayarannya dari Tuhan, bukan dari manusia.

Para pria yang ada di dunia, calon ayah, yang telah menjadi ayah, atau yang belum menjadi ayah,

Jangan pernah menyia-nyiakan anak istimewa yang terlantar. Kita tak pernah tahu jalan hidup selanjutnya. Bila mereka sukses, jangan menyesal bila mereka takkan ingat atau takkan membawa kalian dalam kilau kesuksesan mereka. Dan kita tak pernah tahu bagaimana nasib kita di kehidupan selanjutnya. Bisa saja, anak-anak istimewa yang terlantar dan kurang kasih sayang itulah yang akan menggandeng tangan kalian ke surga. Bisa saja, anak-anak istimewa yang sering disebut difabel itulah yang justru menolong kalian agar diampuni Tuhan dan mendapat kebahagiaan abadi di kehidupan berikutnya.

Surat cantik,

Ditulis dengan penuh keresahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun