Well, sebenarnya judul tulisan cantik ini terinspirasi dari lagunya Kahitna, Lebih Dari Sekedar Cantik. Kebetulan banget penulisnya juga cantik...ups. Narsis kan nggak dosa ya.
Tema artikel THR Kompasiana hari ini agak sedikit menantang ya. Menantang buat Young Lady cantik. Honestly, Young Lady tidak begitu suka mencoba kuliner rasa baru. Young Lady lebih nyaman dengan varian kuliner yang disukai, tak pernah tertarik mencicipi jenis-jenis makanan baru. Kalaupun wisata kuliner, ya ke situ-situ saja. Mungkin karena tidak begitu suka kulineran kali ya. Dan tipe pemilih sejati.
Kalau Kompasianers tanya pengalaman berburu takjil favorit, Young Lady akan jawab tidak pernah punya pengalaman itu. Pertama, Young Lady tidak suka berdesak-desakan di keramaian hanya untuk membeli makanan yang belum tentu sehat.
Kedua, makanan rumahan lebih sehat. Ketiga, Young Lady cantik tidak begitu suka berada di keramaian. Young Lady lebih suka di tempat yang tenang, cozy, dan hanya bersama beberapa orang saja.
So, maafkan bila tulisan cantik ini agak mengecewakan. Tapi berkaitan dengan takjil, Young Lady punya pengalaman menyenangkan yang lebih manis dari sekedar takjil.
Apa itu? Masih berkaitan dengan artikel sebelumnya, target di bulan Ramadan, hari ini hari pertama Young Lady merealisasikan target itu. Berbagi makanan berbuka puasa pada orang-orang yang membutuhkan.
Sore sebelum waktu berbuka, jalanan begitu padat. Banyak orang turun ke jalan untuk mengisi waktu sebelum berbuka puasa. Tujuan mereka kebanyakan berburu takjil. Jika mereka membeli, Young Lady berbagi. Beda kan? Iya dong. Jangan samakan Young Lady dengan orang-orang kebanyakan.
Susahnya melewati jalanan yang padat. Menemukan orang-orang yang membutuhkan, yang biasa itu pun, sangat sulit. Berputar-putar di sepanjang ruas jalan yang dipenuhi kendaraan dan manusia, Young Lady akhirnya berhasil membagikan makanan pada orang-orang yang tepat. Bahagianya tak terkira. Lega, bahagia, sedih, dan takut bercampur jadi satu. Masih ada rasa takut di hati ini tiap kali keluar rumah sejak mendengar berita kematian Mas Cinta.
Melawan rasa sedih dan takut, akhirnya Young Lady membagikan semua yang dibawa. Seorang pria tua berpenampilan sangat sederhana malah sempat-sempatnya berterima kasih sambil berkata,
"Hatur nuhun geulis. Sing salamet, murah rezeki, lancar usahana..."
Jelas saja Young Lady kaget mendapat doa itu. Hanya terdiam, bahkan lupa mengaminkan. Tapi, sungguh itu manis sekali. Young Lady cantik sama sekali tak mengharapkan doa dan ucapan terima kasih. Semua itu di luar ekspektasi. Doanya bagus sekali. Terutama soal rezeki dan kelancaran usaha.
Respon penerima makanan itulah yang manis. Manis sekali, lebih dari sekedar manisnya takjil. Itulah takjil yang sebenar-benarnya buat Young Lady. Bila kebanyakan takjil hanya menawarkan rasa manis di lidah, yang satu ini menawarkan manisnya beribadah. Rasa manis yang sampai ke hati. Manisnya, lebih dari sekadar takjil biasa.
Kompasianers, bagaimana tanggapan kalian?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H