Tak terasa, Ramadan datang lagi. Bulan yang selalu dinanti umat Islam tiap tahunnya. Begitu dinantikannya bulan mulia ini sampai-sampai penyanyi seberbakat Tompi dan Maher Zain menciptakan lagu berjudul Ramadan.
Menurut Young Lady, umat Islam harusnya bersyukur punya bulan Ramadan. What? Kenapa harus bersyukur? Sebab hanya di bulan inilah amal kebaikan dilipatgandakan berkali-kali lipat, pintu surga dibuka lebar-lebar, pintu neraka ditutup rapat, semua setan diikat, dan ampunan dicurahkan. Honestly, Young Lady paling menunggu datangnya Ramadan dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Dalam setahun, ada 12 bulan. Tidak selama 12 bulan penuh umat Islam terjebak rutinitas yang padat mengikat. Tidak selamanya umat Islam harus bersedih dan bad mood karena merasa ibadahnya sia-sia, shalat serasa hanya rutinitas saja, atau Allah seakan jauh sekali. Tidak, Allah memberi hadiah berupa satu bulan. Bulan yang sangat suci dan indah. Bulan yang digunakan sebaik-baiknya untuk beribadah dan mendekatkan diri padaNya.
Itulah bulan Ramadan. Umat Islam punya hari raya, Ied Mubarak atau Idul Fitri. Hari raya pasti menimbulkan kebahagiaan di hati umat yang merayakannya. Ied Mubarak dirayakan dengan gembira oleh umat Islam. Namun, bahagianya berlipat-lipat karena sebulan sebelumnya disuguhi berbagai kebahagiaan dalam bulan Ramadan. So, Muslim patut berbangga karena memiliki satu bulan sebelum hari raya, yang tak kalah membahagiakannya dibanding hari raya.
Hei guys, saudara-saudara seimannya Young Lady cantik, jangan sia-siakan Ramadan ya. Ini hanya sebulan, jatuhnya setahun sekali. Masa mau dilewatkan begitu saja? Kalian saja bisa menyediakan waktu hampir tiap hari buat si dia, masa buat si Ramadan nggak ada waktu sih? Terlalu!
By the way, bicara tentang si dia, Ramadan ini ibaratnya si dia lho. Kok si dia sih? Iya, Ramadan ibarat jodoh. Datang, pergi, datang lagi. Ketemu, pisah, toh ujung-ujungnya ketemu lagi, ketemu lagi. Jodoh kan kayak gitu juga. Jodoh tidak akan kemana, itu benar. Kalau kata Afgan, jodoh pasti bertemu.
Kompasianer percaya jodoh? Mau lari kemana pun, mau bagaimana pun menghindar, betapa pun kokohnya tembok yang memisahkan, kalau sudah jodoh ya akan bertemu. Walau dunia membenci, seperti kata Virgoun di lagunya, kalau sudah jodoh, ya tetap jodoh. Jodoh ibarat tulang punggung dan tulang rusuk. Jodoh tidak akan tertukar, tulang rusuk pun tidak akan tertukar.
Begitu juga Ramadan. Analoginya begini ya. Ramadan adalah tulang punggung, umat Islam tulang rusuknya. Dimana ada umat Islam, di sana ada Ramadan.
Ramadan akan selalu datang lagi, datang lagi. Setia menjumpai Muslim yang diberikan umur panjang untuk menyambutnya. Ia akan selalu datang, selalu ada untuk kita. Mencintai kita dengan memberi kesempatan seluas mungkin bagi kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Begitulah cara Ramadan mencintai umat Islam.
So, walaupun hadirnya Ramadan sering membuat jengkel sebagian orang, semisal karena banyak hal yang harus dikompromikan, toh ia ditunggu-tunggu juga. Sekalipun di awal terasa berat, toh cinta juga kan sama bulan satu ini? Benci tapi rindu. Sebal tapi cinta.
Nah, karena keistimewaan bulan ini, banyak dong yang harus dipersiapkan. Lain orang, lain juga persiapannya. Young Lady juga punya persiapan sendiri untuk menyambutnya.
Pertama, dan yang paling dulu dilakukan, membereskan tugas-tugas dan pekerjaan. Ini sih hukumnya wajib buat Young Lady. Biar apa coba? Biar tenang selama Ramadan. Biar tidak dikejar-kejar kewajiban duniawi dan deadline selama berpuasa. Sejak dulu, Young Lady selalu berusaha agar bulan Ramadan tidak harus berkutat dengan tugas dan pekerjaan.Â
Young Lady ingin betul-betul santai, rileks, menikmati detik demi detik di bulan suci ini, dan tidak terganggu keharusan mengerjakan tugas/pekerjaan yang menyita waktu. Selain itu, waktu santai yang ada bisa digunakan untuk orang-orang yang dicintai. Young Lady jadi punya lebih banyak waktu buat mereka.
Seperti hari kemarin. Jujur saja ya, kemarin Young Lady berjuang habis-habisan menyelesaikan semua yang harus diselesaikan. Hasilnya? Selesai dengan sempurna. Yang jadi kewajiban sudah selesai. Thank you Allah. Sekarang tinggal bersantai, menikmati datangnya bulan suci. Makanya hari kemarin menjadi hari yang menegangkan buat Young Lady. Harus bertaruh dengan diri sendiri untuk menyelesaikan semuanya tanpa boleh ada yang tersisa sedikit pun. Ternyata mental perfeksionis tidak ada ruginya. Buktinya, selesai semua.
Kedua, persiapan spiritual. Meminta maaf pada saudara-saudara seiman. Kali ini, Young Lady khususkan hanya saudara-saudara seiman. Eksklusif sebentar boleh kan? Toleransi kan juga ada batasnya. Bolehlah sesekali hanya menikmati dan memiliki satu momen dengan saudara-saudara seiman saja. Young Lady minta maaf pada mereka, ucapkan selamat beribadah demi rasa kasih sayang dan solidaritas.Â
Hanya untuk mereka, hanya untuk saudara-saudara seiman. Untuk urusan ibadah dan maaf, Young Lady hanya mau memberi pada saudara-saudara dengan iman yang sama. Toh Young Lady cantik juga masih trauma karena dulu sering mendapat ucapan selamat hari raya agama lain. Masih merasa aneh karena sering dikira umat agama lain. So, kalau untuk urusan ini, Young Lady maunya hanya dengan saudara-saudara seiman saja.Â
So, kemarin kalau ada beberapa Kompasianers yang mendapat pesan pribadi dari Young Lady cantik, tenang aja. Itu bukan pencitraan kok. Itu tulus dari hati. Hanya kalian, saudara-saudara seiman Young Lady cantik, yang mendapatkannya. Bagaimana mau pencitraan? Memangnya Young Lady ini politikus yang berebut simpati warga negara? Tidaklah, itu permintaan maaf dan bentuk kasih sayang yang murni dari hati yang cantik. Secantik aslinya...ehm.
Kalau untuk urusan satu ini, biar dijelaskan sedikit ya. Young Lady cantik tidak keberatan membantu orang yang bukan Islam, membela mereka, menyayangi mereka, mencintai mereka, atau membahagiakan mereka. Tapi kalau urusan hari raya dan ibadah, no way. Lakum dinukum waliyadin. Kecuali yang bersangkutan mendapat petunjuk Allah dan memeluk Islam yang indah, barulah Young Lady mau membuka hati untuk urusan illahiyah.Â
Young Lady ingin melindungi diri, mengeksklusifkan diri jika urusannya dengan agama, dan ingin memeluk dan hanya untuk diri sendiri serta orang-orang dengan keyakinan yang sama. Itu saja. Idealnya begini. Bolehlah Young Lady tidak punya teman, tidak punya sahabat, tidak punya pendamping hidup, tidak punya keturunan, tidak punya kepercayaan pada manusia, tidak punya cinta sejati, tidak punya kesempatan meraih mimpi, tidak punya harapan, tidak punya penglihatan. Tetapi Young Lady masih punya Tuhan.
Back to focus. Dua macam persiapan itu, mungkin bisa dilakukan juga oleh Kompasianers yang lain. Persiapan secara fisik, prioritas, dan waktu, serta persiapan secara mental, relasional, dan spiritual. Lakukanlah agar kualitas ibadah di bulan Ramadan optimal.
Kompasianers, selamat menjalankan ibadah puasa. Mohon maaf lahir batin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H