Pertama, dan yang paling dulu dilakukan, membereskan tugas-tugas dan pekerjaan. Ini sih hukumnya wajib buat Young Lady. Biar apa coba? Biar tenang selama Ramadan. Biar tidak dikejar-kejar kewajiban duniawi dan deadline selama berpuasa. Sejak dulu, Young Lady selalu berusaha agar bulan Ramadan tidak harus berkutat dengan tugas dan pekerjaan.Â
Young Lady ingin betul-betul santai, rileks, menikmati detik demi detik di bulan suci ini, dan tidak terganggu keharusan mengerjakan tugas/pekerjaan yang menyita waktu. Selain itu, waktu santai yang ada bisa digunakan untuk orang-orang yang dicintai. Young Lady jadi punya lebih banyak waktu buat mereka.
Seperti hari kemarin. Jujur saja ya, kemarin Young Lady berjuang habis-habisan menyelesaikan semua yang harus diselesaikan. Hasilnya? Selesai dengan sempurna. Yang jadi kewajiban sudah selesai. Thank you Allah. Sekarang tinggal bersantai, menikmati datangnya bulan suci. Makanya hari kemarin menjadi hari yang menegangkan buat Young Lady. Harus bertaruh dengan diri sendiri untuk menyelesaikan semuanya tanpa boleh ada yang tersisa sedikit pun. Ternyata mental perfeksionis tidak ada ruginya. Buktinya, selesai semua.
Kedua, persiapan spiritual. Meminta maaf pada saudara-saudara seiman. Kali ini, Young Lady khususkan hanya saudara-saudara seiman. Eksklusif sebentar boleh kan? Toleransi kan juga ada batasnya. Bolehlah sesekali hanya menikmati dan memiliki satu momen dengan saudara-saudara seiman saja. Young Lady minta maaf pada mereka, ucapkan selamat beribadah demi rasa kasih sayang dan solidaritas.Â
Hanya untuk mereka, hanya untuk saudara-saudara seiman. Untuk urusan ibadah dan maaf, Young Lady hanya mau memberi pada saudara-saudara dengan iman yang sama. Toh Young Lady cantik juga masih trauma karena dulu sering mendapat ucapan selamat hari raya agama lain. Masih merasa aneh karena sering dikira umat agama lain. So, kalau untuk urusan ini, Young Lady maunya hanya dengan saudara-saudara seiman saja.Â
So, kemarin kalau ada beberapa Kompasianers yang mendapat pesan pribadi dari Young Lady cantik, tenang aja. Itu bukan pencitraan kok. Itu tulus dari hati. Hanya kalian, saudara-saudara seiman Young Lady cantik, yang mendapatkannya. Bagaimana mau pencitraan? Memangnya Young Lady ini politikus yang berebut simpati warga negara? Tidaklah, itu permintaan maaf dan bentuk kasih sayang yang murni dari hati yang cantik. Secantik aslinya...ehm.
Kalau untuk urusan satu ini, biar dijelaskan sedikit ya. Young Lady cantik tidak keberatan membantu orang yang bukan Islam, membela mereka, menyayangi mereka, mencintai mereka, atau membahagiakan mereka. Tapi kalau urusan hari raya dan ibadah, no way. Lakum dinukum waliyadin. Kecuali yang bersangkutan mendapat petunjuk Allah dan memeluk Islam yang indah, barulah Young Lady mau membuka hati untuk urusan illahiyah.Â
Young Lady ingin melindungi diri, mengeksklusifkan diri jika urusannya dengan agama, dan ingin memeluk dan hanya untuk diri sendiri serta orang-orang dengan keyakinan yang sama. Itu saja. Idealnya begini. Bolehlah Young Lady tidak punya teman, tidak punya sahabat, tidak punya pendamping hidup, tidak punya keturunan, tidak punya kepercayaan pada manusia, tidak punya cinta sejati, tidak punya kesempatan meraih mimpi, tidak punya harapan, tidak punya penglihatan. Tetapi Young Lady masih punya Tuhan.
Back to focus. Dua macam persiapan itu, mungkin bisa dilakukan juga oleh Kompasianers yang lain. Persiapan secara fisik, prioritas, dan waktu, serta persiapan secara mental, relasional, dan spiritual. Lakukanlah agar kualitas ibadah di bulan Ramadan optimal.
Kompasianers, selamat menjalankan ibadah puasa. Mohon maaf lahir batin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H