Dear pelaku teror bom Surabaya, siapa pun orangnya,
"Peluk aku."
Itulah dua kata yang saya ucapkan pada "A Charming Angel With The Slanting Eyes" hari kemarin. Saya hanya akan benar-benar ingin merasakan pelukan jika sedang ketakutan atau kesakitan. Sebab belakangan ini mata saya sering terasa sakit.
Hati saya memeluknya. Begitu pun "Calvin Wan" sebaliknya. Cengkeraman ketakutan ini begitu kuat. Kuat sekali.
Ketakutan ini gara-gara kalian. Siapakah yang begitu tega melakukan pengeboman pada tiga rumah ibadah sekaligus? Siapakah yang begitu tega menghabisi nyawa-nyawa tak bersalah? Oh iyalah, jemaat tiga gereja di Surabaya yang kalian bunuh dengan keji itu merupakan nyawa-nyawa tak bersalah.
Saya tak tahu apa tujuan kalian. Apakah ini atas nama politik, eksistensi, atau kesalahan menafsirkan ajaran agama. Apa yang kalian lakukan sudah keterlaluan. Bukan hanya melukai dan membunuh secara fisik, tetapi juga mengguncang dan mencederai psikologis.
Apakah kalian ingin Indonesia seperti Suriah? Ataukah kalian ingin membubarkan NKRI? Saya takkan pernah percaya bila kalian melakukan ini atas nama agama. Tak ada satu pun agama yang mengajarkan kekerasan dan terorisme. Orang-orang justru kembali pada agama untuk mencari kedamaian.
Ok, fine. Kalau kalian tak percaya, saya contohkan satu agama: Islam. Nah, agama inilah yang sering kali dijadikan sasaran tuduhan terorisme. Asal kalian tahu saja. Dalam teologi Islam, sama sekali tak ada ajaran terorisme. Dalam fikih Islam, tidak ada ajaran membunuh orang lain, merakit bom, menghabisi nyawa, dan tindakan kekerasan lainnya. Sama sekali tidak ada. Rasulullah SAW bahkan melindungi semua orang, Muslim ataupun bukan.
Seharusnya kalian malu. Malulah pada Tuhan dan orang-orang hebat yang antikekerasan. Ccoba bayangkan, bila di akhirat nanti kalian bertemu Tuhan. Lalu Tuhan bertanya pada kalian: Apa yang telah dilakukan di dunia? Mengapa kalian mengebom tiga gereja di Surabaya pada tanggal 13 Mei 2018? Kalian mau jawab apa di depan Tuhan? Saya yakin, di akhirat nanti kalian tak punya argumen apa pun untuk membela diri di depan Tuhan.
Kalau di medsos ada yang memprovokasi dan melayangkan tuduhan bahwa Islamlah pelaku terorisme, saya tak pernah percaya. Yang melakukan itu bukan Islam, tapi teroris. Teroris itu sekelompok kecil yang ingin menebarkan teror, ketakutan, menghabisi nyawa, dan melakukan semua itu demi sebuah kepentingan tertentu. Teroris sangat berbahaya untuk keutuhan negara dan perdamaian dunia.
Islam yang sejati tidak seperti itu. Muslim sejati adalah Muslim yang sabar, lembut, toleran, dermawan, dan penyayang. Honestly, saya kecewa sekali bila kalian melakukan ini atas nama Islam. Bila motifnya jihad, kalian sudah keliru. Jihad dalam Islam bukan begitu caranya. Jihad yang sesungguhnya adalah jihad mencari ilmu, jihad menolong orang lain, jihad bersedekah, jihad dalam mencari cinta sejati, jihad dalam membahagiakan orang lain, jihad jihad dalam beramal, dan jihad dalam mengekang nafsu dalam diri. Itulah bentuk-bentuk jihad yang sesungguhnya.