Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Diary Malaikat Tampan Bermata Sipit di Mei Kelabu (Bagian Pertama)

12 Mei 2018   06:09 Diperbarui: 12 Mei 2018   08:22 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinda menyapu air matanya. Berterima kasih pada Adica. Pelan menutup teleponnya. Lalu beranjak menuruni tangga.

"Pagi, Sayang. Matamu kenapa?" sapa Calvin. Mengecup hangat pipi istrinya.

"Oh tidak apa-apa. Mungkin hanya iritasi." Dinda mengelak, berusaha menyembunyikan perasaannya.

Mereka duduk bersisian di depan meja makan mewah itu. Menikmati strawberry pancake. Sarapan bersama sebelum memulai aktivitas, hal yang sudah biasa mereka lakukan.

"Kamu yakin tetap fashion show? Di luar masih rawan..." Calvin memastikan. Sukses membuat Dinda tertawa kecil. "Sudah hampir dua puluh kali kautanyakan hal yang sama, Calvin. Aku akan tetap fashion show. Kontrak harus diselesaikan. Insya Allah takkan terjadi apa-apa. Aku kan bukan termasuk orang yang diburu massa. Justru aku mencemaskan keselamatanmu."

Seulas senyum tipis menghiasi wajah Calvin. Dibelainya tangan Dinda dengan lembut.

"Aku bisa menjaga diri, Dinda."

Setelah sarapan, mereka melangkah ke pintu utama. Dua mobil telah terparkir di halaman depan. Satu Porche 911, satu lagi Nissan X-Trail. Di depan pintu, langkah mereka terhenti. Keduanya saling tatap. Seolah begitu enggan untuk berpisah.

"Maaf, aku tak bisa menemanimu fashion show kali ini." Calvin lembut meminta maaf.

"No problem. Anak-anak itu lebih penting. Salam untuk mereka." Dinda berkata menenangkan.

Arus kuat kerinduan mengguncang hati Calvin. Entah, ia begitu merindukan Dinda. Padahal model cantik yang masih punya darah bangsawan itu ada di dekatnya. Merindukan seseorang yang berada sangat dekat dengan kita, apakah ini semacam pertanda? Ya Allah, ada apa ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun