Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"A Charming Angel With The Slanting Eyes", Pembiaran Wanita, Pelampiasan pada Pria

29 April 2018   06:01 Diperbarui: 29 April 2018   08:32 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagus, tulisan cantik Young Lady di hari kemarin telah membuat sedih makhluk Tuhan bernama pria. Salah seorang Kompasianer yang khas dengan artikel-artikelnya yang mengupas isu politik dan keagamaan, mengatakan kalau ia sedih membaca artikel cantik Young Lady. Especially penutupnya yang berbunyi: Semua pria itu jahat. Yang baik hanya Nabi Muhammad. Lebih jauh lagi, ia menyarankan Young Lady untuk berdoa agar mendapatkan jodoh yang sesuai harapan dengan sungguh-sungguh. Hmm...I don't think so.

Terkadang, berserah diri terasa lebih baik dari pada berdoa dengan sungguh-sungguh, karena toh ujungnya hidup tidak berbaik hati pada kita. Buat apa berdoa sungguh-sungguh kalau ujungnya tak dikabulkan juga? Dari pada berdoa teramat sungguh dan kesannya mendikte Tuhan, mengapa tidak berserah diri sambil tetap berbuat amal kebaikan saja?

Bicara tentang kebaikan, entitas satu ini pun ada batasnya. Sama halnya seperti kesabaran. Apa lagi bila kebaikan kaitannya dengan relasi lawan jenis.

Jadi ingat apa yang telah dilakukan Young Lady cantik minggu kemarin. Saat untuk berbaik hati pada pria sudah lewat. Dulu, pria yang kerap kali menyakiti wanita. Sekarang mestinya sebaliknya. Ladies, jangan mau jadi korban para pria yang bisanya hanya menyakiti saja.

Minggu kemarin, Young Lady telah menzhalimi seorang pria dengan sengaja. Dengan sengaja, tanpa paksaan, dan dengan kesadaran penuh. Ehm...sebut saja pria yang terzhalimi itu...siapa ya? Kalau dalam cerita-cerita fiksi cantik Young Lady, sebutlah namanya..."Calvin Wan". Hmmm..."Calvin Wan" jadi lakon terus ya, di kanal fiksiana maupun di kanal tulisan cantik lainnya.

Nah, jadi ceritanya Young Lady marah dengan si "Calvin Wan" ini minggu kemarin. Penyebabnya, tak usahlah diceritakan di sini. Terlalu cantik untuk diungkapkan di dalam tulisan yang juga cantik, yang penulisnya juga cantik...ups. Gegara si "Calvin Wan" mencipta amarah, alhasil Young Lady seperti biasa memakinya. Memarahinya dengan buas dan puas. Bentuk pelampiasan yang paling enak. Pria yang layak dijadikan pelampiasan.

Puncaknya, Young Lady membiarkannya. Mengabaikannya, melakukan pembiaran terhadap dirinya selama beberapa hari. Itu klimaksnya. Young Lady cantik lakukan itu dengan sengaja, penuh kesadaran, tanpa tekanan dan paksaan.

Inilah saatnya wanita melakukan pembiaran pada seorang pria. Young Lady cantik ingin lihat reaksinya. Sesakit apakah seorang pria bila diabaikan wanita? Samakah sakitnya dengan wanita yang diabaikan pria? Mudah-mudahan lebih sakit.

Sementara aksi pembiaran terus berlangsung, Young Lady asyik sendiri dengan pengambilan data penelitian. Turun ke masyarakat adat, bercengkerama dan wawancara yang lebih mirip ngobrol santai dan ajang curhat dengan warga adat penganut Sunda Wiwitan. Masih dalam masa pembiaran.

Finally, masa pembiaran dan pengabaian itu usai. Reaksinya di luar dugaan. "Calvin Wan" ini membalas pembiaran Young Lady cantik dengan perhatian dan kasih. Pagi, siang, malam, pria bermental kuat ini ternyata terus memberi perhatian. Bahkan mengharap agar hari-hari yang dilalui Young Lady berjalan baik. Aneh sekali ya.

Waktu ditanya sakit atau tidak, jawabannya tidak. Biasa saja. Hmm...really?

Di awal jawabannya biasa, makin ke sana malah mengaku sedih. Kenapa Young Lady cantik terus-menerus mencoba menyakiti. Nah, sedih juga kan? Jika dirunut lagi ke belakang, hampir setahun ini lebih banyak lembaran sedihnya bersama Young Lady. Memang tak semua halaman merana, seperti kata Isyana Sarasvati di lagunya, Lembaran Buku. Tapi yang kelam lebih berarti. Harusnya, kalau dia mau, bisa saja Calvin menutup lembaran buku ini. Harusnya ya, tapi nyatanya lembaran buku Calvin Wan masih terbuka. So far, belum ditutup.

Sungguh aneh ada pria yang tetap memperhatikan seorang wanita, padahal wanita itu jelas-jelas sering memarahinya, memakinya tanpa malu, menghinanya tanpa ragu, membalas kasihnya dengan luka, melukai perasaannya dengan ganas. Makhluk aneh dari mana itu? Bukankah semua pria itu jahat? Yang baik hanya Nabi Muhammad? Telah bodohkah atau telah mati rasakah hati Calvin hingga tak terasa lagi kalau ia sedang disakiti?

"Calvin Wan" memang tokoh protagonis yang terlalu protagonis. Young Lady pernah merasakan sakitnya diabaikan seorang pria. Tetap menghadapi dengan sabar. Akan tetapi, saat-saat itu sudah lewat. Sekarang, gilirannya wanita seperti Young Lady melepas selimut kebaikan berkedok "good girl" dan menggantinya dengan sedikit kejahatan pada pria. Memangnya hanya pria yang bisa menyakiti wanita? Wanita juga bisa! Bahkan lebih parah.

Si "Calvin Wan" ini, yang telah menuntaskan buku yang dibacakannya hanya untuk Young Lady cantik, mungkin hatinya telah mati rasa. Masa pembiaran dibalas dengan perhatian? Ternyata, pria bisa juga berbuat bodoh. Bodoh, karena membalas wanita yang menyakitinya dengan kasih dan perhatian.

Sering kali muncul rasa puas tiap kali Young Lady cantik menyakiti "Calvin Wan". Puas sekali, rasanya beban yang terpendam jauh di dasar hati mulai berkurang. Menyakiti dan melampiaskannya pada "a charming angel with the slanting eyes". Malaikat tampan bermata sipit yang membalas pembiaran seorang wanita dengan bentuk perhatian.

Jahat kan Young Lady? Memang jahat. Bahkan kalau setelah tulisan cantik ini tayang, Kompasiana menyesal menuliskan nama Young Lady sebagai salah satu Kompasianer perempuan paling menginspirasi, tak apa-apa. Sungguh tak apa-apa. Sebab Young Lady memang jahat, tidak layak mendapatkannya, dan sering menyakiti "a charming angel with the slanting eyes" dengan sengaja.

Saat untuk berbaik hati pada pria telah lewat. Para wanita jangan mau lagi ditipu, disakiti, disia-siakan, dijadikan boneka/pelayan seks para pria, diduakan, diselingkuhi, diberi harapan palsu, atau dipaksa secara halus memuaskan kebutuhan biologisnya atau menjadi ibu dari anak-anaknya. No way, wanita harus bisa buktikan kalau tanpa pria pun mereka bisa mandiri, bahagia, sukses, kaya, saleh, dan menebar banyak kebaikan. Kalau perlu, buatlah para pria malu dan sakit karena telah menyia-nyiakan wanita. Jangan sampai wanita hanya menjadi pemuas dan pelampiasan para pria.

Lepas dari kungkungan cinta berbalut jubah dan kaul keperawanan, Young Lady bergerak mencari pelampiasan. Katanya, dosa kalau menggoda kaum berjubah/selibator. Ok, pelampiasannya dari luar saja. Lebih memuaskan, lebih dinaikkan saja dosis kesakitannya. Young Lady tidak akan menggoda biarawan lagi. Tetapi melampiaskan rasa sakit pada yang lain.

Kompasianer mau tertawa? Tertawa saja, sebelum tertawa itu dilarang. Mau ilfeel dan membenci Young Lady cantik bermata biru pucat yang cantik? Silakan. Mau mengatai Young Lady tak tahu malu, perempuan penggoda, atau sebutan negatif lainnya? Alhamdulillah. Namun penilaian yang paling adil dan objektif hanyalah penilaian Allah semata. Penilaian manusia sudah tiada artinya bagi Young Lady.

Wanita, jangan pernah mau disakiti pria. Sakiti mereka sebelum mereka menyakiti kita.

Kompasianers, apa tanggapan kalian tentang "A Charming Angel With The Slanting Eyes"?

**      

Mungkin "Calvin Wan" sudah gila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun