Berpuasa adalah salah satu cara melatih diri mengasah altruisme dan memerangi egoisme. Salah satu falsafah berpuasa Ramadhan dalam Islam adalah bentuk simpati pada orang-orang miskin dan kelaparan. Banyak hadits yang mengupas hikmahnya. Silakan cari sendiri, di sini Young Lady cantik tidak akan mencantumkan dalil-dalilnya, sebab hal itu klise. Young Lady yakin, Kompasianers sudah lebih pintar untuk mencari sendiri dalilnya bila benar-benar ingin tahu. Nah itu, kurang altruistik apa coba?
Masih tetap takut memeluk Islam? Takut bila setelah jadi mualaf tak bisa makan daging babi yang katanya enak itu, tak bisa minum alkohol, tak bisa free sex, harus shalat lima kali sehari, puasa sebulan penuh, mengeluarkan uang untuk zakat, dan berhaji kalau sudah kaya? Tidak, kenyataannya Islam tidak seberat itu. Justru ibadah-ibadah dalam Islam cenderung menyehatkan.
Gerakan-gerakan shalat mulai dari takbiratul Ihram hingga sujud punya manfaat medis. Wudhu mengajarkan kebersihan. Puasa dapat dikatakan sebagai aktivitas mengistirahatkan sistem pencernaan. Zakat dapat meningkatkan kesehatan mental dan psikologis, karena ada unsur berbagi di sana. Sejumlah kajian Islam menyebutkan bahwa ibadah Haji yang meliputi aktivitas berjalan, bermeditasi, dan berkonsentrasi dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta mengosongkan pikiran dari hal-hal negatif.
Lantas, soal perkara yang diharamkan, itu pun karena memang tidak baik serta tidak sehat. Free sex dapat mengakibatkan pelakunya terkena berbagai penyakit menular seksual, HIV/AIDS, dan kejadian-kejadian buruk yang tak diinginkan. Alkohol, yah kita semua sudah tahu benda laknat ini hanya merugikan peminumnya saja. Bisa menyebabkan kerusakan otak dan penumpukan racun di organ hati. Mengonsumsi babi, yang katanya enak, jelas hanya membawa penyakit saja. Cacing pita, cacing spiral, cacing paragonimus pulmonaris, bakteri kolera, bakteri TBC, semuanya ada di tubuh babi. Well, sebenarnya ini klise sekali. Telah banyak yang membahasnya. Tapi Young Lady sudah terlanjur kesal, gemas, dan ingin menuliskannya.
Apakah takut jadi mualaf karena mengkhawatirkan retaknya hubungan dengan orang tua? Jangan khawatir. Young Lady cantik jadi ingat sebuah nasihat yang diucapkan pria super kece idola Young Lady, Dr Zakir Naik. Eits, jangan salah sangka dulu. Apa pun pemberitaan tentang Muslim super keren dari India ini, Young Lady tetap jatuh hati seperti kata Raisa. Sebab sekalinya Young Lady suka dengan seseorang, maka akan selalu suka, apa pun anggapan orang terhadap dirinya. Nah, Dr. Zakir Naik ini menasihati para mualaf agar semakin mencintai orang tuanya setelah masuk Islam. Dilansir dari inspiradata.com, Dr Zakir Naik menasihati para mualaf untuk tetap menuruti orang tua, kecuali dalam urusan akidah. Khususnya menuruti ibu. Islam sangat memuliakan ibu. Rasulullah saja menyebut ibu tiga kali. Ibu, dalam Islam, selalu jadi prioritas utama dan sangat dimuliakan.
Young Lady berbahaya ya? Ya, kecantikan dan aura pesonanya mungkin berbahaya. Namun semoga tak ada yang tersinggung membaca tulisan cantik ini. Tulisan cantik ini hanya untuk membuka hati dan memperluas cara pandang orang-orang Non-Muslim yang tertarik dengan Islam, para calon mualaf yang masih takut untuk masuk Islam, orang-orang yang anti-Islam, dan umat Islam itu sendiri agar mereka selalu bangga dengan agamanya. Ini murni hanya motivasi saja. Kalau tercerahkan, ya syukur Alhamdulillah. Kalau tidak, ya tidak apa-apa. Seperti kata Juicy Luicy dalam lagunya, untuk mengenal dan mencintai sesuatu harus dilakukan tanpa tergesa-gesa.
** Â Â Â
Paris van Java, 11 Maret 2018
Hanya tulisan cantik dari Muslim cantik bermata biru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H