"Aku tidak mencintaimu," balas Rossie ketus.
"No problem. Cinta bukanlah hal yang bisa dipaksakan. Mencintaimu adalah hal terindah yang pernah kulakukan."
Hati Rossie memberontak. Bila Calvin mencintainya, kemana dirinya ketika Rossie kehilangan rahim? Kemanakah Calvin saat peristiwa-peristiwa mengerikan terjadi?
** Â Â Â
Larut malam, Rossie masih terjaga. Duduk di depan laptopnya. Menulis catatan panjang.
Dia tak pernah bahagia dengan pernikahan ini. Bayang-bayang masa lalu terus menggerogoti. Vonis kanker rahim, operasi paling mengerikan, rasa percaya diri yang turun, kenyataan pedih bahwa ia tak mungkin lagi memiliki anak. Semua kesedihan itu ia tuangkan lewat tulisan.
Menghela nafas dalam, Rossie melanjutkan tulisannya. Sudah tak ada lagi air mata. Semuanya sudah habis. Kepedihan, hanya itu yang tersisa.
Calvin terbangun. Mendekati Rossie. Memeluknya dari belakang. Ia ciumi leher, tengkuk, rambut, kening, dan pipi istrinya.
"Belum tidur, Sayang?" tanyanya lembut. Mengalirkan wangi Blue Seduction Antonio Banderas ke hidung istrinya.
Tatapannya tertumbuk ke layar laptop. Terbaca olehnya catatan panjang itu.
"Kamu masih mengingatnya..." desis Calvin.