Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saling Mencintai, Terlalu Cepatkah atau Sudah Terlambat?

3 Desember 2017   06:38 Diperbarui: 3 Desember 2017   08:32 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cinta itu absurd. Misterius dan tak terduga. Bahkan orang yang punya indera keenam dan mata hati sekali pun akan kesulitan mendeteksi cinta-tidaknya seseorang pada dirinya. Mereka terlalu takut dan berhati-hati bila berurusan dengan cinta. Jangankan orang biasa, orang yang dibekali mata hati dan indera keenam saja sering kali merasa kesulitan. Ada banyak rahasia alam yang tak bisa dijelaskan, termasuk cinta. 

So, salah satu cara untuk mempermudah kejelasan dari cinta itu sendiri adalah bicara dari hati ke hati. Berterus teranglah pada diri sendiri dan orang lain. Kalau perlu, cobalah ajak dia bicara serius tentang perasaan dan cinta. Tentang hubungan dan ritmenya. Walau sulit, cobalah membicarakannya. Bicara dari hati ke hati akan membuka ruang pemahaman bagi dua orang yang saling mencintai untuk menyadari perasaan mereka. Kompasianer, coba Young Lady tanya. Dari pada terlambat, pilih mana coba? Gengsinya kesampingkan dulu, terus bicara dari hati ke hati. Jika tak ada salah satu yang memulai, kapan kesadaran itu akan muncul?

Last but not least, menerima cinta. Young Lady percaya, cara untuk menyembuhkan luka hati adalah menerima hadirnya cinta yang baru. Sebuah rencana move on bisa dikatakan berhasil bila luka hati telah sembuh dan kita menemukan cinta yang baru. Begitu ada orang yang tulus mencintai kita, tunggu apa lagi? Terimalah sebelum terlambat. Bisa saja sebenarnya hati kita telah terbuka untuk mencintainya, tapi kita tak sadar dan terus-menerus menutup hati. Bisa saja sesungguhnya diri kita dan dirinya terpaut untuk saling mencintai, tapi kita tak sadar lantaran hati enggan menerima cinta yang baru.

Kompasianer, maukah kalian melakukan ketiga langkah itu sebelum cinta datang terlambat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun