Mengapa menekan ego? Logikanya begini. Paduan suara terdiri dari sekumpulan orang yang menyanyi bersama-sama. Ingat, ini paduan suara. Bukan solois. Menyanyi di paduan suara berbeda dengan menyanyi solo.
Jika menyanyi solo, bolehlah kita merasa dominan. Kita show off di depan semua orang yang menyaksikan penampilan kita. Tampilkan aura terbaik, perdengarkan suara paling indah nan merdu.
Tapi itu tak berlaku bila kita menyanyi bersama di paduan suara. Kita harus bersinergi dengan anggota lainnya. Jangan sampai ada satu yang mendominasi. Show off boleh saja, namun lakukan pada tempat dan waktu yang tepat. Paduan suara bukan tempat untuk memperlihatkan bakat individu. Solidaritas dan kekompakan, itulah legitimasi paduan suara. Choir mengutamakan kerja tim, bukan kerja individual.
Lalu, apa hubungannya ego dengan paduan suara? Saat menyanyi bersama di paduan suara, otomatis kita harus berhenti show off. Tidak boleh mendominasi. Harus menyelaraskan dinamika dengan anggota lainnya. Di saat itulah kita menekan ego. Tidak terlalu menonjolkan kemampuan sendiri, dan tetap berpadu dengan anggota lainnya. Kalau tidak mau bersinergi dengan anggota lainnya, jangan masuk paduan suara. Cukup jadi solois saja. Simple, kan?
Paduan suara mengajarkan anggotanya untuk tidak egois. Belajar mengalah, menghargai, dan menekan ego. Belajar bersabar, belajar bersikap lembut. Kebanyakan lagu-lagu yang dibawakan paduan suara mencerminkan kelembutan. Bagaimana bisa bernyanyi dengan lembut dan tulus tanpa didasari sikap dan pembawaan yang lembut pula? Selain itu, menyanyi bersama dapat melembutkan hati dan menghaluskan perasaan.
Di situlah benang merahnya. Menyanyi bersama di paduan suara membutuhkan kepekaan rasa, kemampuan interpretasi, teknik vokal yang baik, sekaligus kehalusan dan kelembutan. Menyanyi bersama-sama dengan kelembutan dapat menekan ego sedikit demi sedikit. Hal ini tidak hanya berpengaruh saat menyanyi bersama. Ke depannya, apa yang didapat dari proses menyanyi bersama akan berguna dalam berbagai urusan kehidupan yang lain. Setidaknya, kita bisa belajar bersabar, bersikap lembut, dan belajar mengesampingkan ego. Ego yang tersimpan dalam diri memang manusiawi, tapi tak baik jika terlalu berlebihan.
Kompasianer, adakah di antara kalian yang pernah mengikuti paduan suara? Samakah kesan yang kalian dapatkan selama bergabung di dalamnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H