Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyanyi Bersama di Paduan Suara, Tekan Ego dengan Kelembutan

18 Oktober 2017   04:27 Diperbarui: 18 Oktober 2017   04:30 3137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa menekan ego? Logikanya begini. Paduan suara terdiri dari sekumpulan orang yang menyanyi bersama-sama. Ingat, ini paduan suara. Bukan solois. Menyanyi di paduan suara berbeda dengan menyanyi solo.

Jika menyanyi solo, bolehlah kita merasa dominan. Kita show off di depan semua orang yang menyaksikan penampilan kita. Tampilkan aura terbaik, perdengarkan suara paling indah nan merdu.

Tapi itu tak berlaku bila kita menyanyi bersama di paduan suara. Kita harus bersinergi dengan anggota lainnya. Jangan sampai ada satu yang mendominasi. Show off boleh saja, namun lakukan pada tempat dan waktu yang tepat. Paduan suara bukan tempat untuk memperlihatkan bakat individu. Solidaritas dan kekompakan, itulah legitimasi paduan suara. Choir mengutamakan kerja tim, bukan kerja individual.

Lalu, apa hubungannya ego dengan paduan suara? Saat menyanyi bersama di paduan suara, otomatis kita harus berhenti show off. Tidak boleh mendominasi. Harus menyelaraskan dinamika dengan anggota lainnya. Di saat itulah kita menekan ego. Tidak terlalu menonjolkan kemampuan sendiri, dan tetap berpadu dengan anggota lainnya. Kalau tidak mau bersinergi dengan anggota lainnya, jangan masuk paduan suara. Cukup jadi solois saja. Simple, kan?

Paduan suara mengajarkan anggotanya untuk tidak egois. Belajar mengalah, menghargai, dan menekan ego. Belajar bersabar, belajar bersikap lembut. Kebanyakan lagu-lagu yang dibawakan paduan suara mencerminkan kelembutan. Bagaimana bisa bernyanyi dengan lembut dan tulus tanpa didasari sikap dan pembawaan yang lembut pula? Selain itu, menyanyi bersama dapat melembutkan hati dan menghaluskan perasaan.

Di situlah benang merahnya. Menyanyi bersama di paduan suara membutuhkan kepekaan rasa, kemampuan interpretasi, teknik vokal yang baik, sekaligus kehalusan dan kelembutan. Menyanyi bersama-sama dengan kelembutan dapat menekan ego sedikit demi sedikit. Hal ini tidak hanya berpengaruh saat menyanyi bersama. Ke depannya, apa yang didapat dari proses menyanyi bersama akan berguna dalam berbagai urusan kehidupan yang lain. Setidaknya, kita bisa belajar bersabar, bersikap lembut, dan belajar mengesampingkan ego. Ego yang tersimpan dalam diri memang manusiawi, tapi tak baik jika terlalu berlebihan.

Kompasianer, adakah di antara kalian yang pernah mengikuti paduan suara? Samakah kesan yang kalian dapatkan selama bergabung di dalamnya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun