Masih berkaitan dengan motivasi, anak yang dibanggakan orang tuanya termotivasi untuk berusaha lebih baik lagi. Jiwanya terpacu untuk terus berprestasi. Semangatnya bangkit seiring kebanggaan yang diberikan orang tua. Anak merasa perjuangannya selama ini tidak sia-sia. Ia semakin termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi orang tua dan keluarganya.
Plus-minusnya sudah kita bahas. So, bagaimana caranya mengekspos anak di media sosial untuk membanggakannya tanpa berlebihan?
1. Jangan perlihatkan identitas anak. Saat mengunggah foto atau status tentang anak, hindari menyebutkan tanggal lahir, alamat, nama sekolah, dan nama lengkap anak. Pastikan identitas pribadi anak tetap terjaga.
2. Matikan fitur share location dan sejenisnya di media sosial. Ada beberapa media sosial tertentu yang menggunakan fitur lokasi. Sebaiknya, matikan dan jangan pernah gunakan. Terlebih jika orang tua sering mengekspos anak di media sosial. Penggunaan lokasi dalam fitur media sosial memudahkan para penjahat dunia maya untuk berbuat tidak baik pada anak.
3. Share dan ekspos anak di media sosial yang kredibel. Tidak semua media sosial dapat dipercaya. Puluhan, bahkan ratusan ribu pengguna dunia maya dapat melihat status dan foto yang diupload orang tua. Tidak semua pengguna dunia maya baik hati dan bisa dipercaya. Maka, orang tua cukup berbagi dan mengekspos anak di media-media sosial tertentu yang dapat dipercaya. Misalnya di grup keluarga. Setidaknya, grup itu hanya diisi oleh anggota keluarga yang notabenenya dekat dan bisa dipercaya. Mereka pun peduli pada anak. Tidak mungkin mereka berbuat jahat pada anak yang mereka sayangi.
4. Perhatikan privasi anak. Ada foto anak yang boleh diunggah ke media sosial, ada yang tidak. Ada cerita tentang anak yang bisa diekspos, ada pula yang tidak. Jika ingin mengupload foto dan menulis tentang anak di media sosial, usahakan hanya hal-hal positif saja. Contoh tentang prestasinya, kegiatannya, organisasinya, dll. Jangan share masalah pribadi anak. Jangan bongkar hobi dan kebiasaan buruk anak. Pastikan anak memiliki image positif.
5. Ekspos untuk banggakan anak, bukan untuk pencitraan. Jangan jadikan aktivitas ekspos anak di media sosial hanya sebatas ajang pencitraan. Lakukan dengan tulus, semata demi membanggakan dan sebagai bentuk perhatian pada anak. Ekspos anak di media sosial bukan ajang untuk menyombongkan diri atau mencerminkan diri sebagai orang tua ideal. Bila pun kita mendapat pujian dari teman karena telah berhasil mendidik dan membesarkan anak, anggaplah itu sebagai bonus. Intinya, jangan mengekspos anak di media sosial hanya untuk mencari pujian.
6. Dunia maya yes, dunia nyata yes. Wujud kasih sayang dan perhatian orang tua tidak hanya diwujudkan di dunia maya. Justru di dunia nyata lebih penting. Anak memang bahagia saat dipuji dan dibanggakan. Namun mereka lebih membutuhkan kasih sayang dan perhatian orang tua yang tulus, ikhlas, dan riil. Apa artinya membangga-banggakan anak di media sosial bila orang tua tidak mencurahinya kasih sayang dan perhatian dalam kehidupan nyata?
Buat Kompasianer yang berstatus anak dan orang tua, siap mengekspresikan dan menerima kebanggaan dengan bijak?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H