Anak adalah kebanggaan orang tuanya. Beragam ekspresi ditunjukkan orang tua untuk menunjukkan kebanggaan mereka pada anak. Di era teknologi seperti sekarang ini, media sosial menjadi sarana efektif untuk mengekspresikan kebanggaan orang tua pada anak. Termasuk yang dilakukan Mama dan adik bungsunya.
Mama dan adik bungsunya, tak lain ayah Keanu-Chelsea, senang mengupload foto anaknya ke media sosial. Khususnya ke grup Whatsapp milik keluarga. Mereka pun tak segan bercerita di grup mengenai perkembangan anak-anak mereka. Entah prestasinya, kegiatannya, penampilannya, pakaian baru yang dikenakan anak, dan tingkah lucunya.
Tak hanya di dunia maya. Di dunia nyata pun Mama dan adik bungsunya aktif mengekspresikan rasa bangganya pada anak. Bercerita pada teman-teman, menyebutkan progres si anak, dan semacamnya. Hal itu sudah biasa mereka lakukan.
Ada yang senang dan bangga. Ada pula yang iri hati. Mungkin saja beberapa pihak di luar sana menganggap tipe orang tua seperti Mama dan ayah Keanu-Chelsea sebagai orang tua yang suka pencitraan. Mereka sengaja bercerita agar dipuji, agar orang tua yang lain mengikuti kebiasaan mereka.
Namun, apakah selamanya hal ini negatif? Tentu saja tidak. Tersimpan hal positif di balik cara orang tua membanggakan anaknya.
Tiap orang tua memiliki cara masing-masing untuk mengekspresikan kebanggaannya. Bagi orang tua yang tinggal di kota dan telah mengenal media sosial, mengupload foto di media sosial dan bercerita tentang anak via medsos menjadi alternatif. Sedangkan orang tua yang tinggal di desa dengan teknologi terbatas, bisa saja punya cara lain untuk membanggakan anaknya. Misalnya dengan bercerita pada tetangga dekat dan kerabat tentang anaknya secara lisan. Bahkan orang tua non-urban yang menetap di desa terkesan lebih rendah hati. Mereka enggan mengekspos anaknya di depan orang lain lantaran punya rasa malu dan takut dianggap sombong.
Bagaimana pun caranya, orang tua tetap bangga pada anak. Orang tua tetap beruntung memiliki dan mencintai anak mereka. Anak pun akan bahagia saat orang tua membanggakannya.
Mengekspos anak di media sosial tak ada salahnya. Asalkan jangan berlebihan. Siapa bilang mengunggah foto dan bercerita tentang anak di media sosial hanya berpengaruh negatif? Ada juga pengaruh positifnya.
Kecenderungan over narsistik sindrom memang rentan dialami anak yang sering melihat orang tuanya mengekspos dirinya di media sosial. Selain itu, cyber bullying juga rawan terjadi. Belum lagi kasus pedophilia, penculikan anak, perampokan, penipuan, dan penganiayaan.
Di balik itu semua, terdapat dampak positif. Hal pertama yang dirasakan anak adalah bahagia. Siapa anak yang tak bahagia ketika orang tuanya membanggakannya di depan orang lain? Anak merasa dirinya diperhatikan, dicintai, dan dibanggakan. Perasaan bahagia ini penting untuk perkembangan psikologis anak.
Membanggakan anak di depan orang lain juga dapat memberi motivasi positif pada anak. Rasa percaya diri anak akan muncul. Ia mengakui kelebihan dalam dirinya. Tak ada lagi alasan untuk minder. Sebab anak tahu jika orang tuanya akan selalu bangga padanya.