Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cinta Bersyarat dan Cinta Tanpa Syarat: Manakah yang Akan Bertahan?

15 Januari 2017   07:55 Diperbarui: 17 Januari 2017   13:27 6769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Arina dan Stefanus telah lama menjalin hubungan. Orang-orang menganggap mereka sebagai pasangan serasi. Stefanus mencintai Arina karena kecantikannya, kebaikan hatinya, dan ketenarannya sebagai model. Sedangkan Arina pertama kali mencintai Stefanus lantaran ketampanan, kekayaan, dan kecerdasan otaknya.

Venska jatuh cinta pada sepupunya sendiri, Rizal. Namun cinta mereka terlarang. Sementara itu, Venska baru saja dilamar Alvin. Demi pelampiasan dan ingin melupakan Rizal, Venska menerima lamaran Alvin. Ternyata Alvin pria yang baik dan selalu berusaha membahagiakannya. Tetap saja Venska hidup di bawah bayang-bayang kenangan bersama Rizal. Dia memang tunangan Alvin. Akan tetapi, Venska menganggapnya hanya sebagai status. Ia terpaksa bertunangan dengan Alvin.

Chelsea adalah putri tunggal Albert. Ia rasakan betapa Albert menyayanginya. Meski bukan anak kandungnya, Albert tetap mencintai dan menyayangi Chelsea sepenuh hati. Albert mencintai Chelsea tanpa syarat. Keluarga besar menentang keputusannya mengadopsi Chelsea lantaran asal-usul anak cantik itu tidak jelas. Chelsea dianggap pembawa petaka dalam keluarga. Namun Albert bertahan pada komitmennya. Ia merawat Chelsea, membesarkannya, mendidiknya, dan melindunginya.

Membaca ketiga ilustrasi tersebut, kita dapat melihat adanya perbedaan dalam mencintai. Ilustrasi pertama dan kedua memperlihatkan individu yang mencintai karena alasan tertentu. Ilustrasi ketiga menunjukkan individu yang mencintai tanpa syarat.

Ada banyak jenis cinta di dunia ini. Cinta orang tua pada anak, cinta seseorang kepada kekasihnya, cinta kakak pada adiknya, dan cinta kepada Tuhan. Di antara semua jenis cinta itu, yang akan tetap bertahan adalah cinta tanpa syarat.

Seperti apakah cinta tanpa syarat itu? Seseorang bisa dikatakan mencintai tanpa syarat jika ia bisa mencintai orang lain tanpa alasan tertentu. Seseorang yang mencintai tanpa syarat akan menerima kekurangan orang yang dicintainya dengan tangan terbuka. Penyakit, disabilitas, status sosial, dan kondisi finansial bukan menjadi alasan untuk berhenti mencintai.

Individu yang mencintai tanpa syarat tidak akan melihat dan mencintai kelebihan orang yang dicintainya. Melainkan ia mencintai orang itu sebagai dirinya sendiri. Bukan mencintai segala kelebihannya. Ia mengerti orang yang dicintainya luar-dalam. Ia yang paling memahami keadaan orang yang dicintainya.

Jika kita mencintai seseorang karena ia kaya, maka kita akan kecewa bila ia jatuh miskin suatu saat nanti. Jika kita mencintai seseorang karena ia cantik/tampan, maka kita akan kecewa saat kecantikan/ketampanan fisik itu terenggut dalam kecelakaan atau faktor usia. Bukankah faktor usia dapat memudarkan kecantikan/ketampanan seseorang secara perlahan? Jika kita mencintai seseorang karena ia pintar, maka kita akan kecewa saat kepintarannya tiba-tiba lenyap akibat shock, kecelakaan, gegar otak, Alzheimer, dan penyakit lainnya yang menyerang sistem syaraf otak. Jika kita mencintai seseorang karena ia memiliki suara yang bagus, kita akan kecewa saat pita suaranya rusak dalam suatu kecelakaan atau penyakit. Jika kita mencintai seseorang karena ia memiliki permainan piano yang bagus, kita akan kecewa saat tangannya lumpuh dan tidak bisa lagi bermain piano. Jika kita mencintai seseorang lantaran ia mahir bermain basket dan cabang olahraga lainnya, kita akan kecewa saat kemahirannya berkurang. Jika kita mencintai seseorang karena popularitasnya di bidang entertainment, modeling, dan berbagai bidang lainnya, kita akan kecewa saat ketenarannya meredup. Jika kita mencintai seseorang karena ia berprestasi, kita akan kecewa saat ia tak bisa lagi berprestasi. Jika kita mencintai seseorang karena kebaikannya, kita akan kecewa saat ia menyakiti dan melukai perasaan kita. Jika kita mencintai seseorang tanpa syarat apa pun, kita takkan pernah kecewa. Kita akan terus mencintainya sepanjang hidup.

Robert Sternberg mengemukakan teorinya soal cinta. Teori itu diberi nama Triangular Theory of Love. Dalam Triangular Theory of Love, terdapat tiga unsur untuk terjadinya cinta, antara lain:

1. Intimacy

Unsur pertama ini merupakan elemen afeksi yang mendorong individu untuk membangun kedekatan emosional dengan individu lainnya. Caranya dengan bergaul lebih akrab, terbuka, dan saling percaya. Komunikasi terus-menerus diimbangi rasa peduli, kehangatan, dan kepercayaan dapat memperkuat unsur intimacy.

2. Passion

Bisa pula disebut gairah. Individu ingin dekat secara seksual. Keberadaan unsur passion dapat dilihat melalui tanda-tanda fisiologis. Misalnya membelai rambut, berpelukan, berangkulan, berciuman, dan berpegangan tangan. Passion melibatkan kontak fisik.

3. Commitment

Suatu dorongan kognitif untuk mempertahankan suatu relasi individu dengan individu lainnya. Unsur satu ini menjadi penyempurna dari segalanya. Seberat apa pun rintangan yang dihadapi, individu akan bertahan mencintai dan melakukan apa pun demi mempertahankannya.

Bila dikaitkan dengan cinta tanpa syarat, ketiga unsur dalam Triangular Theory of Love cukup relevan. Hadirnya cinta pertama-tama diawali dengan intimacy. Orang akan merasa nyaman bila telah memiliki kedekatan emosional dengan orang lain. Setelah rasa nyaman didapatkan, barulah menginjak kedekatan fisik. Seseorang akan memberanikan diri menyentuh orang yang dicintainya setelah yakin dirinya merasa nyaman.

Sebaliknya, orang yang dicintai akan nyaman menerima kontak fisik tersebut. Terakhir adalah komitmen. Kedekatan fisik dan emosional sudah tercapai. Waktunya mengikat dua hati dalam sebuah komitmen. Di sinilah sesungguhnya awal cinta mereka diuji. Kuat-tidaknya komitmen menjadi bukti cinta mereka. Apa pun ujian yang mesti dihadapi, mereka akan sanggup melewatinya jika dilandasi komitmen yang kuat. Komitmen inilah yang menjadi kunci suksesnya cinta tanpa syarat.

Meski cinta tanpa syarat adalah cinta yang akan terus bertahan, bukan berarti kita berdiam diri. Harus ada inisiatif untuk mempertahankan, memperkuat, dan memperindah cinta tanpa syarat. Bagaimana caranya?

1. Lihat kelebihannya, lihat pula kekurangannya

Mencari seseorang yang sempurna sangat sulit, bahkan bisa dikatakan tak mungkin. Boleh saja kita melihat kelebihan dalam diri orang yang dicintai. Wajar bila kita ingin melihat potensi dalam diri seseorang. Namun jangan sampai kita hanya terpaku pada kelebihannya. Lihat pula kekurangannya. Terimalah kekurangannya dengan hati dan jiwa besar. Saat mencintai seseorang, kita mesti tahu apa kelemahan dan kekuatannya.

2. Mencintai tanpa syarat yes, membiarkan kebiasaan buruknya no

Cintailah seseorang apa adanya. Jangan mencintai dia karena alasan tertentu. Meski demikian, bukan berarti kita menerima kebiasaan-kebiasaan buruknya. Justru tugas kita sebagai orang yang mencintainya untuk mengarahkannya menjadi lebih baik.

Merokok, minum beralkohol, mengonsumsi obat terlarang, ngebut saat menyetir mobil, ketagihan makan junkfood, meletakkan pakaian kotor di sembarang tempat, langsung tidur setelah makan, dan sering bangun terlambat adalah kebiasaan-kebiasaan buruk yang bisa dikurangi. Sebagai orang yang mencintai tanpa syarat dan menginginkan yang terbaik untuknya, kita bisa mengarahkannya pelan-pelan agar berhenti melakukan kebiasaan buruk.

3. Berkorban demi cinta

Jangan ragu untuk berkorban demi orang yang dicintai. Mengorbankan waktu demi menemaninya di suatu acara, merelakan waktu tidur di malam hari untuk mendengarkan curahan hatinya, memberi hadiah, menyanyikan lagu favoritnya, menempuh jarak ratusan kilometer untuk menemuinya di suatu tempat, membantu mengobatinya saat ia sakit, memastikan kondisinya sehat dan baik-baik saja, dan berbagai bentuk pengorbanan lainnya. Pengorbanan tak harus besar. Hal-hal kecil dapat menjadi pengorbanan yang berarti.

4. Menghadapi masalah bersama-sama

Dalam hidup, tak satu pun dari kita bisa luput dari masalah. Entah itu masalah kesehatan, finansial, keluarga, dan karier. Masalah besar akan terasa ringan bila dihadapi bersama. Pastikan kita selalu ada di samping orang yang dicintai. Berilah support untuknya, kuatkan hatinya, tenangkan jiwanya, dan jangan biarkan ia sendirian menghadapi masalahnya. Dua lebih baik dari satu. Masalah yang dihadapi dua orang akan lebih cepat selesai dibandingkan masalah yang dihadapi satu orang saja. Hadirnya masalah bisa menjadi bukti kekuatan cinta kita. Seberapa besar cinta kita? Percayalah, kekuatan cinta selalu ada.

5. Ikhlas dan komunikasikan

Ikhlas, kata ini mudah diucapkan tapi sulit dipraktikkan. Terkadang, sebesar apa pun pengorbanan kita, sekuat apa pun cinta kita, orang yang dicintai tidak memberikan hal yang sama untuk kita. Sedih tentu manusiawi. Namun ingatlah posisi kita, bahwa kita mencintai dia tanpa syarat. Lakukan segala sesuatu untuknya dengan ikhlas. Walau begitu, tak ada salahnya mengkomunikasikan perasaan kita padanya jika perasaan kita terusik lantaran pengorbanan yang tak berbalas. Kita berhak berkomunikasi dan mengungkapkan perasaan padanya.

Sudah siapkah untuk mencintai tanpa syarat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun