Sebenarnya, apa yang kita pikirkan saat kita melanjutkan studi di sebuah lembaga perguruan tinggi? Lulus tepat waktu? Skripsi lancar? IPK cum laude? Cepat mendapat pekerjaan yang diinginkan? Namun, pernahkah kita berpikir dari sudut pandang yang berbeda?
Kuliah tak hanya sekedar interaksi face-to-face mahasiswa dengan dosen. Tak sekedar IPK cum laude, skripsi lancar, atau lulus cepat dan pekerjaan impian. Pernahkah kita berpikir untuk memberi lebih bagi almamater? Universitas telah memberi untuk kita. Lalu, apa yang kita berikan untuk universitas?
Rata-rata akan menjawab, dengan membayar biaya kuliah saja sudah cukup. Belajar dengan rajin dan tidak macam-macam pun sudah cukup. Sebagian kecil mahasiswa, seperti anggota PSM dalam ilustrasi di atas, akan menjawab lain. Jawabannya adalah: yang ingin mereka berikan pada universitas adalah waktu dan talenta. Dengan cara apa? Dengan berorganisasi.
Tiap universitas memiliki bermacam organisasi untuk mewadahi aspirasi dan talenta para mahasiswanya. Mulai dari Badan Eksekutif Mahasiswa sampai Unit Kegiatan Mahasiswa. Organisasi-organisasi itu pun bisa dijadikan ajang meraih prestasi. Baik prestasi di tingkat nasional maupun internasional. Prestasi yang diraih dapat mengharumkan nama universitas.
Universitas sudah berbaik hati memberikan fasilitas bagi mahasiswanya. So, adakah alasan bagi kita untuk menyia-nyiakannya? Masihkah ada yang apatis dan tidak peduli pada universitas yang telah memberi kita ilmu dan fasilitas yang bermanfaat?
Ada kalanya kita berpikir tentang diri sendiri. Ada saatnya pula kita berikan space di otak dan hati kita untuk memikirkan orang lain. Kita hidup bukan untuk diri sendiri saja. Jika masa muda sudah mengedepankan ego dan bersikap individualisme, apa kabar masa depan?
Banyak mahasiswa yang takut tidak bisa membagi waktu saat berorganisasi. Tak sedikit pula yang khawatir nilainya turun atau tidak lulus mata kuliah tertentu gara-gara ikut kegiatan non akademis di organisasi. Jangan takut. Asalkan kita bisa memaksimalkan waktu yang ada, baik akademik maupun non akademik dapat terkejar. Pendekatan dan komunikasi yang baik dengan dosen juga diperlukan. Bicara baik-baik dengan dosen, jelaskan tentang organisasi yang diikuti dan apa yang harus dihadapi, maka dosen akan mengerti. Bahkan tak jarang mahasiswa yang aktif berorganisasi mendapat nilai yang jauh lebih bagus dibanding mahasiswa yang tidak berorganisasi. Terlebih jika dosen-dosennya menjadi aktivis semasa kuliah. Otomatis mereka bisa merasakan apa yang mahasiswa aktif rasakan.
Berorganisasi saat kuliah memiliki banyak manfaat. Setidaknya, manfaat-manfaat yang tidak akan diperoleh jika kita hanya berkutat pada kegiatan akademik saja.
1. Mengasah soft skill
Berorganisasi akan melatih soft skill kita. Kita diajari public speaking, berpendapat dengan baik dan sopan, public relation, komunikasi, dan berbagai keterampilan lainnya. Bukankah hal-hal semacam itu tidak didapatkan di kelas?
2. Belajar bersosialisasi