Mohon tunggu...
Latifah Ayu Kusuma
Latifah Ayu Kusuma Mohon Tunggu... Lainnya - Copywriter

Local Traveller

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pameran Naskah Kuno Menuju Kraton Ngayogyakarta Ramah Milenial

5 April 2019   14:39 Diperbarui: 5 April 2019   14:49 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kraton Jogja adalah bangunan eksotis," ---Nofita, Poltekkes Yogyakarta.

"Kraton Yogyakarta penuh dengan sejarah," ---Rubi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

"Bangunannya artistik, ketok bakoh (kelihatan kuat). Sepertinya aturan dalam kraton cukup merepotkan. Masyarakat umum tidak bisa leluasa masuk ke dalam." ---Sri Yana, Institut Pertanian Intan.

"Ekosistem dalam benteng. Maksudnya kehidupan dalam kraton berbeda dengan kehidpan luar kraton, budayanya masih dijunjung tinggi. Sementara kehidupan luar kraton sudah berbeda"---Rahma, UIN Sunan Kalijaga.

Kraton Yogyakarta menyimpan berbagai argumen dalam diri pengagumnya. Seperti beberapa pendapat mahasiswa di atas, kraton bukan hanya cagar budaya, melainkan ada kehidupan sosial yang unik dan istimewa. Meski masyarakat umum tak bisa menyaksikan real life keseharian kraton, tetapi berbagai upaya terbaik sudah dilakukan.

Akibat minimnya informasi para milenial akan warisan budaya seputar kraton, lahirlah Pameran Naskah "Merangkai Jejak Peradaban Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat". Saya dan teman-teman Kompasianer Jogja pun turut bangga dapat mengunjungi pameran yang berlangsung dari 7 Maret hingga 7 April 2019 tersebut.

Doc: jogjaprov.go.id
Doc: jogjaprov.go.id

"Naskah kuno adalah barang kehidupan bersejarah yang dianggap sebagai representasi dari berbagai sumber lokal yang paling otoritatif dan otentik dalam memberikan informasi dan tafsir sejarah pada masa tertentu. Naskah kuno merupakan warisan budaya bangsa yang kandungan isinya mencerminkan beragam pemikiran pengetahuan adat istiadat, dan perilaku masyarakat masa lalu," ---Sri Sultan Hamengku Buwono X

Selaras dengan event itu, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu menuturkan bahwa pameran ini juga bertujuan untuk menjawab pertanyaan masyarakat yang sering beranggapan bahwa kraton penuh dengan isu mistis. Pameran Naskah Kuno ini diharapkan dapat mendekatkan kraton dengan masyarakat luas. Tak berhenti sampai di sana, sejak 2015 kegiatan dalam kraton mulai dipublikasikan lewat media sosial. So, akses pengetahuan tentang kraton dapat dijangkau oleh kalangan umum.

Doc: starjogja.com
Doc: starjogja.com

"75 naskah kuno yang digitalisasi dan kami kembalikan ke Indonesia adalah langkah awal," ungkap GKR Hayu, ketua panitia symposium internasional "Budaya Jawa dan Naskah Keraton Yogyakarta" dalam rangka Mangayubagya 30 Tahun Masehi Sri Sultan Hamengku Buwono X di Bale Raos, Jumat (8/2/2019) (tribunjogja.com)

Menurut putri ke-empat Sri Sultan HB X ini, (mungkin) ada ratusan naskah kuno yang hilang dan disinyalir tersebar di Inggris, Belanda, dan belahan dunia lainnya. Sementara ia menyebutkan bahwa ada 3 naskah kuno yang tersimpan di museum Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Dia juga mengungkapkan bahwa manuskrip tentang "Teaching of Hamengku Buwono (HB) I" yang berisi cara memimpin dan pelajaran yang diajarkan raja pertama Kraton Mataram tersebut ditemukan di British Library, Inggris. Miris. Padahal manuskrip tersebut merupakan investasi penting milik keraton Yogyakarta.

"Dalam kesempatan ini saya ingin mengulangi ucapan terima kasih dan penghargaan kepada para sejarawan dan peneliti yang berasal dari luar negeri maupun domestik atas perhatiannya yang suntuk pada budaya Jawa," kata Sri Sultan HB X (jogjaprov.go.id)

Suatu kebanggan saat beberapa naskah milik kraton dikembalikan oleh Inggris, meski dalam bentuk digital. Beruntung saya dapat meyaksikan salah satu naskah digital tersebut dalam pameran naskah di Bangsal Pagelaran Kraton.

Doc: kratonjogja.id
Doc: kratonjogja.id

Naskah yang tersebar di Inggris adalah jarahan Raffles bertepatan dengan peristiwa Geger Spehi. Tahun 1812. Awalnya Sri Sultan HB II tidak berkenan dengan kebijakan Raffles terkait pertanahan dan pengelolaan keuangan. Namun Raffles melihat hal tersebut sebagai ancaman. Setelah serangan kecil-kecilan, meriam Inggris meyalak kembali tanggal 20 Juni 1812.

Serangan meriam tersebut mengarah ke alun-alun utara, tepat kea rah pintu masuk kraton. Pasukan Inggris yang terdiri dari tentara Eropa dan pasukan Sepoy (India) dibantu oleh pasukan dari Legiun Mangkunegaran menyerang kraton Yogyakarta. (kratonjogja.id)

Foto di kawasan kraton Doc: Dimas Anggoro
Foto di kawasan kraton Doc: Dimas Anggoro

So, what you waiting for-millenials-? Kini berkunjung ke kraton tak hanya disuguhi bangunan mistis dan pola kehidupan tertutup, melainkan juga wawasan naskah kuno. Naskah kuno yang dipamerkan menceritakan awal berdirinya kraton, silsilah Sri Sultan, hingga kesenian dan kebudayaan yang tetap lestari sampai sekarang. Lambang penobatan, ilustrasi Geger Spehi, dan denah lingkungan kraton turut menghiasi area pameran.

Sementara naskah yang dipamerkan, diantaranya adalah Babad Mataram, Babad Ngayogyakarta, Serat Arjunasasrabahu, Babad Mangkudiningratan, Babad Giyanti, Babad Spehi, Serat Bratayuda, Serat Pawukon, dan lain sebagainya.

Pameran Naskah dalam rangka 30 tahun bertahta Sri Sultan Hamengku Buwono X ini dibuka untuk umum pukul 09.00-21.00 WIB. Pengunjung cukup membayar tiket kawasan kraton Rp 5.000,- dan izin foto (photo permit) Rp 2.000,-. Khusus area pameran naskah, pengunjung tidak diperkenankan mengambil gambar dan membawa tas. Hal tersebut guna melindungi aset penting milik kraton.

Doc: Riana Dewie
Doc: Riana Dewie

"Maka, sayang bila generasi muda sekarang tidak tahu kehilangan apa. Momentum digitalisasi ini dianggap penting untuk diperingati dengan kegiatan akademik agar pengetahuan Jawa yang telah lama hilang bangkit kembali." ---GKR Hayu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun