Berwisata malam di museum? Yes! Komunitas Malam Museum mengajak masyarakat (khususnya mahasiswa) untuk turut berpartisipasi dalam menjaga cagar budaya yang dikemas dalam bentuk wisata heritage. Jumat (28/09) lalu saya beruntung dapat mencicipi keseruan jelajah Malam Museum batch 8 2018 di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.Â
Setiap batch hanya berisi 100 peserta terpilih yang akan mendapatkan beragam fasilitas menarik. Antusiasme para peserta mulai terlihat dari panjangnya antrian daftar ulang di balik pintu gerbang benteng. Untuk melambangkan kekompakan dan kesetaraan, panitia menyediakan T-shirt gratis untuk langsung dikenakan oleh peserta.
Pihak benteng Vredeburg yang diwakili bapak Gunawan juga memberikan sambutan singkat yang berharap agar peserta Malam Museum dapat memberikan feedback usai kegiatan jelajah terlaksana.
Benteng Vredeburg pertama kali dibangun pada tahun 1760 Â atas perintah Sri Sultan Hamengku Buwono I dan pihak pemerintah Belanda yang saat itu dipimpin oleh Nicholas Harting.Â
Tujuan utama pembangunan benteng ini berdalih untuk menjaga keamanan keraton, namun sebenarnya digunakan oleh pihak Belanda untuk memata-matai kegiatan pihak keraton. Licik.Â
Awalnya struktur benteng cukup sederhana berbentuk bujur sangkar dengan tembok berbahan tanah, berdiri dengan tiang kayu pohon kelapa, dan beratapkan ilalang. Selanjutnya pada masa kepemimpinan W.H. Van Ossenberg, benteng dibangun secara permanen agar keamanan lebih terjamin. Sementara nama "Vredeburg" sendiri berarti benteng perdamaian (wujud simbolis manifestasi perdamaian antara pihak Belanda dan keraton).
Peserta juga berkesempatan masuk ke ruang diorama 1 dan diorama 3 untuk melihat koleksi museum yang bernilai sejarah. Bangunan yang kini berfungsi sebagai diorama 1 pada awalnya digunakan sebagai barak perwira.Â
Sekarang diorama 1 berisi koleksi miniatur momen bersejarah, misalnya konggres wanita pertama dan berdirinya organisasi-organisasi pergerakan, sosial, maupun keagamaan. Benda-benda kuno juga tersimpan rapi di kotak kaca sepanjang dinding diorama.
Selanjutnya kami membaca buku petunjuk untuk menyelesaikan challenge yang berkaitan dengan Indonesian history. Mulai dari sejarah benteng Vredeburg, pembagian  wilayah Indonesia sebelum merdeka, proklamasi, hingga organisasi pergerakan di Indonesia.Â
Demi melengkapi teka-teki dalam buku panduan, kami harus kembali menjelajahi diorama 1 dan diorama 3 serta bangunan-bangunan historikal lain yang sudah berulang kali dipugar.Â
Para peserta bergerak cepat dengan kobaran semangat. Rasa kantuk seakan pudar bersama kebersamaan. Selain keakraban, team work skill juga akan menjadi added value yang didapatkan peserta.
Di sisi selatan lokasi terdapat stand makanan yang dapat dinikmati seluruh peserta secara all you can eat. Kami duduk lesehan berhadapan dengan para talent yang setia menghibur.Â
Di sela-sela performance, beberapa peserta diperkenankan mencoba bermain alat musik tradisional tersebut. Asyik bukan? And the last, panitia mengajak seluruh peserta untuk foto bersama.
Tertarik untuk ikutan jelajah Malam Museum juga? Yuk intip instagram @malamuseum untuk melihat update jadwal jelajah selanjutnya. See you there!
FYI, museum benteng Vredeburg open Selasa-Kamis (07.30-16.00 WIB), Jumat-Minggu (07.30-16.30 WIB), Senin istirahat, hari libur nasional tetap buka (kecuali Idul Fitri dan Idul Adha).Â
Harga tiket domestik hanya Rp 3.000,- (dewasa) dan Rp 2.000,- (anak-anak), sementara untuk pengunjung asing Rp 10.000,-. *Pengunjung rombongan (minimal 20 orang) akan mendapat diskon 50%
References:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H