Mohon tunggu...
Latifa Himma
Latifa Himma Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi fakultas ekonomi UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Let's shine with knowledge

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kampung Inggris di Pare Sarana Pemersatu Bangsa

8 Mei 2020   01:48 Diperbarui: 8 Mei 2020   01:51 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampung Inggris merupakan sebuah julukan bagi suatu perkampungan yang terletak disepanjang Jalan Anyelir, Jalan Brawijaya, Jalan Kemuning di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. 

Julukan Kampung Inggris didapat ketika desa tersebut berkembang menjadi tempat belajar khususnya dalam bidang Bahasa Inggris. Sebagai tempat belajar, pemandangan sehari-hari di Kampung Inggris Pare tidak jauh berbeda dengan kompleks belajar lainnya. 

Setiap harinya, di Kampung Inggris pare didominasi oleh hiruk pikuk aktivitas oarang-orang yang sedang belajar. Ketika musim liburan telah tiba, kampung ini tidak kalah ramai dengan tempat-tempat wisata karena banyaknya pelajar, mahasiswa, pekerja, maupun masyarakat umum yang mengisi waktu liburnya dengan belajar sambil berwisata di Kampung Inggris Pare.

Orang-orang yang belajar di Kampung Inggris Pare tidak hanya berasal dari Pulau Jawa saja. Banyak dari mereka yang berasal dari luar Pulau Jawa seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, bahkan Papua. 

Selain itu, banyak juga orang mancanegara yang merantau ke Pare untuk belajar Bahasa Inggris di Kampung Inggris meliputi Malaysia, Thailand, Timor Leste, dan lain-lain. 

Dikarenakan banyaknya suku daerah yang menetap di Kampung Inggris Pare, membuat desa ini menjadi salah satu sarana pemersatu bangsa. Bukan hanya sekedar dalam lingkup 1 negara saja, namun Kampung Inggris Pare ini juga dapat menjadi sarana pemersatu berbagai negara.

Awalnya, di Kampung Inggris Pare ini hanya terdapat satu lembaga kursus Bahasa Inggris saja yaitu Basic English Course (BEC) yang didirikan oleh Bapak Kalend Osein. Lembaga kursus inilah yang merupakan pionir atau cikal bakal berdirinya Kampung Inggris di Pare, Kediri. 

BEC berdiri pada tanggal 15 Juni 1977. Mulanya, pada tahun 1976 Bapak Kalend adalah seorang santri yang tengah belajar di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. 

Ketika menginjak kelas lima di pondok tersebut, Bapak Kalend keluar dan meninggalkan bangku sekolah karena tidak mampu menanggung biaya pendidikan kala itu. Bahkan beliau juga tidak mempunyai cukup uang untuk pulang ke kampung halamannya di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Dalam kondisi sulit tersebut, teman Bapak Kalend memberitahukan bahwa ada seorang ustadz bernama KH Ahmad Yazid di Pare yang telah menguasai delapan bahasa sekaligus. Bapak Kalend berniat untuk berguru kepadanya dengan harapan dapat menguasai satu atau dua bahasa asing. Akhirnya beliau tinggal dan belajar tanpa mengeluarkan biaya di Pesantren Darul Falah, Desa Pelem milik Ustadz Yazid. 

Suatu ketika, ada dua mahasiswa yang datang untuk belajar Bahasa Inggris kepada Ustadz Yazid sebagai persiapan menghadapi ujian. Ustadz Yazid yang saat itu sedang berada di Jawa Barat, menyarankan kepada mahasiwa tersebut untuk belajar kepada Pak Kalend yang waktu itu telah menguasai Bahasa Inggris. 

Pembelajaran dilakukan cukup singkat namun intensif yaitu selama 5 hari. Sebulan kemudian, mahasiswa tersebut kembali dan mengabari bahwa mereka lulus ujian.

Keberhasilan kedua mahasiswa tersebut sontak tersebar di kalangan mahasiswa dikampus mereka. Hingga pada akhirnya banyak yang tertarik dan mengikuti jejak seniornya dengan cara belajar kepada Pak Kalend. 

Sejak saat itu, Pak Kalend mendirikan lembaga kursus dengan nama Basic English Course (BEC) dengan murid perdananya yang berjumlah lima orang. 

Disana, para siswa tidak hanya belajar mengenai Bahasa Inggris namun juga diselipi dengan ilmu agama. Setelah sepuluh tahun berdiri, nama BEC mulai dikenal luas dan semakin banyak yang ingin belajar disana. Karena tingginya minat masyarakat dan jumlah peserta kursus semakin banyak, lembaga kursus BEC pun membuka cabang dengan nama yang berbeda namun tetap berada pada satu wilayah.  Cabang yang pertama yaitu bernama Happy English Course (HEC 2) dan Effective English Conversation (EECC). Pada awal tahun 1990-an, Pak Kalend mendorong para alumni BEC untuk membuka lembaga kursus baru agar dapat menampung pelajar yang kehabisan kuota belajar di BEC dan cabangnya karena membludaknya peminat.

Hingga pada tahun ini, sudah tercatat lebih dari 250 lembaga kursus yang ada di Kampung Inggris. Selain menjadi sarana untuk belajar Bahasa Inggris, kini Kampung Inggris telah berkembang untuk memberikan sarana belajar Bahasa Arab yang diberi nama Kampung Arab dengan lokasi yang sama. Lingkungan di Kampung Inggris Pare kini sudah tertata layaknya lingkungan sebuah kampus. Di Kampung Inggris Pare sudah tersedia banyak warung makan, cafe, laundry, tempat ibadah, toko buku, taman, bahkan persewaan kendaraan seperti sepeda, motor, dan mobil. Jadi, selain sebagai pusat pembelajaran Bahasa Inggris dan juga Bahasa Arab, Kampung Inggris juga dapat menjadi sarana pemersatu bangsa bahkan pemersatu Indonesia dengan mancanegara karena banyaknya suku dengan budaya yang berbeda-beda berada pada satu tempat dan menjalin hubungan yang harmonis serta memiliki rasa menghargai tinggi antara budaya satu dengan budaya lainnya.

Thank you, and see u.......... :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun