Pembelajaran dilakukan cukup singkat namun intensif yaitu selama 5 hari. Sebulan kemudian, mahasiswa tersebut kembali dan mengabari bahwa mereka lulus ujian.
Keberhasilan kedua mahasiswa tersebut sontak tersebar di kalangan mahasiswa dikampus mereka. Hingga pada akhirnya banyak yang tertarik dan mengikuti jejak seniornya dengan cara belajar kepada Pak Kalend.Â
Sejak saat itu, Pak Kalend mendirikan lembaga kursus dengan nama Basic English Course (BEC) dengan murid perdananya yang berjumlah lima orang.Â
Disana, para siswa tidak hanya belajar mengenai Bahasa Inggris namun juga diselipi dengan ilmu agama. Setelah sepuluh tahun berdiri, nama BEC mulai dikenal luas dan semakin banyak yang ingin belajar disana. Karena tingginya minat masyarakat dan jumlah peserta kursus semakin banyak, lembaga kursus BEC pun membuka cabang dengan nama yang berbeda namun tetap berada pada satu wilayah. Â Cabang yang pertama yaitu bernama Happy English Course (HEC 2) dan Effective English Conversation (EECC). Pada awal tahun 1990-an, Pak Kalend mendorong para alumni BEC untuk membuka lembaga kursus baru agar dapat menampung pelajar yang kehabisan kuota belajar di BEC dan cabangnya karena membludaknya peminat.
Hingga pada tahun ini, sudah tercatat lebih dari 250 lembaga kursus yang ada di Kampung Inggris. Selain menjadi sarana untuk belajar Bahasa Inggris, kini Kampung Inggris telah berkembang untuk memberikan sarana belajar Bahasa Arab yang diberi nama Kampung Arab dengan lokasi yang sama. Lingkungan di Kampung Inggris Pare kini sudah tertata layaknya lingkungan sebuah kampus. Di Kampung Inggris Pare sudah tersedia banyak warung makan, cafe, laundry, tempat ibadah, toko buku, taman, bahkan persewaan kendaraan seperti sepeda, motor, dan mobil. Jadi, selain sebagai pusat pembelajaran Bahasa Inggris dan juga Bahasa Arab, Kampung Inggris juga dapat menjadi sarana pemersatu bangsa bahkan pemersatu Indonesia dengan mancanegara karena banyaknya suku dengan budaya yang berbeda-beda berada pada satu tempat dan menjalin hubungan yang harmonis serta memiliki rasa menghargai tinggi antara budaya satu dengan budaya lainnya.
Thank you, and see u.......... :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H