Mohon tunggu...
Latifah Hardiyatni
Latifah Hardiyatni Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Ibu Rumah Tangga

Memasak, membaca, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Petaka Gas Air Mata

7 Oktober 2022   14:18 Diperbarui: 7 Oktober 2022   14:32 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Petaka Gas Air Mata

Tanggal 1 Oktober kemarin rakyat Indonesia digemparkan dengan tragedi memilukan. Kericuhan usai pertandingan sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang yang memakan korban meninggal lebih dari 130 orang.

Para korban meninggal kebanyakan karena, terhimpit, terinjak-injak, hingga sesak karena adanya tembakan gas air mata yang dilakukan oleh anggota keamanan dengan dalih mengamankan. Namun, hasilnya malah sebuah ironi yang tercipta.

Ngomong-ngomong soal gas air mata, sebenarnya apa gas air mata itu?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gas air mata adalah gas yang menyebabkan mata menjadi perih dan berair. Dalam arti lainnya: gas air mata ialah senyawa sintetis halogen yang merangsang pengeluaran air dan kelenjar air mata atau yang menyebabkan iritasi pada selaput mata.

Pencipta gas air mata sendiri adalah Willie Siebert, seorang mahasiswa kimia. Senjata buatannya ini pertama kali digunakan pada Perang Dunia I tahun 1914.

Pada tahun 1920 gas air mata mencapai puncak kejayaannya. Lalu, senjata ini diadopsi oleh keamanan seperti Polisi.

Tahun 1997, 87 negara sepakat untuk tidak menggunakan gas air mata dalam peperangan. Namun, masih digunakan oleh aparat kepolisian dan belakangan menyalahi aturan FIFA.

Korban meninggal karena tembakan gas air mata yang disebut-sebut sengaja ditembakkan ke arah penonton ini menduduki peringkat kedua di dunia sepanjang sejarah setelah tragedi Estadio Nacional Peru yang mengakibatkan 328 meninggal dunia.

Gas air mata sendiri terbuat dari chloroacetophenone (CN), cloropicrin (PS), dibenz (b,f), oxazepine (CR), dan o chlorobenzylidene malononitrile (CS). Di mana CN dan CS yang berkontribusi besar membuat mata perih, iritasi, mata dan dada seperti terbakar, sesak napas, hingga yang paling fatal ialah kematian.

Lalu, bagaimana caranya agar "aman" meski terkena gas air mata?

Gunakan masker anti gas air mata.

Kalau tak mempunyai masker, bisa menggunakan bandana yang dicelupkan pada campuran air dan cuka.

Pergi ke tempat terbuka, hirup udara sebanyak mungkin.

Jangan usap mata karena akan mengakibatkan senyawa menempel pada kulit.

Mandi dan berganti pakaian.

Semoga bermanfaat

Magelang, 7 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun