Bagi sebagian anak saat melihat serangga kecil mereka akan mengejar, menangkap, lalu memainkannya layaknya mainan biasa. Namun, ada pula yang jijik, geli, bahkan takut hingga menangis histeris.
Seperti yang terjadi pada anak saya yang kebetulan takut dengan berbagai serangga kecil. Mulai dari: capung, belalang, jangkrik, kepik, hingga kupu-kupu. Padahal berbagai jenis serangga itu ada di sekitar tempat tinggal saya.
Yang ditakutkan adalah jika suatu saat nanti, ada teman sepermainannya yang usil lalu bercanda menggunakan serangga. Yang bakutin seneng, yang ditakut-takutin nangis kejer. Kan kasihan, ya.
Menurut pengamatan saya yang artinya ini hanya subjektif saja, anak kecil takut dengan serangga karena beberapa faktor.
1. Serangga adalah hewan berbahaya
Banyak anak kecil yang beranggapan kalau serangga yang ukurannya jauh lebih kecil darinya itu adalah hewan berbahaya yang dapat mengancam keselamatan hidup dan jiwanya.
Ada ketakutan yang sangat besar di dalam dirinya. Seperti takut jika nanti digigit atau diserang oleh serangga itu. Terlebih jika serangga itu bisa terbang dan hinggap di sembarang tempat, seperti: kecoa.
Pasti sang anak berpikir serangga itu mengejar dan akan menangkapnya. Terlebih lagi daya imajinasi anak itu sangat tinggi. Tak menutup kemungkinan jika anak membayangkan hal-hal berbahaya menimpa dirinya jika berdekatan dengan serangga.
2. Serangga seperti monster
Di zaman sekarang, animasi kartun sudah banyak berkembang dengan berbagai jenis karakter yang disajikan. Juga berbagai macam cerita dan genre yang berbeda-beda.
Banyak animasi yang mengangkat tema pahlawan super melawan penjahat atau monster. Kalau kita perhatikan pada animasi, monster sering digambarkan seperti serangga dengan ukuran raksasa--walau tidak semua.
Bayangan monster itu begitu melekat hingga ke alam bawah sadar. Jadi, sewaktu sang anak melihat serangga dia berpikiran kalau itu adalah monster seperti dalam film yang mereka lihat.
3. Sering ditakut-takuti
Anak kecil itu rasa ingin tahunya sangat besar. Mereka akan mencoba berbagai hal sampai rasa keponya terjawab. Nah, sebagai orang tua terkadang rasa sabar menghadapi anak itu sedikit.