Dekem, Pati, 15 Juli 2023 - Keberhasilan Bapak Suwardi selaku petani dalam menerapkan Biosaka sebagai solusi pertanian berkelanjutan menjadi sorotan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Kelompok Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) IPB bekerjasama dengan BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) setempat. Acara tersebut bertujuan untuk mempromosikan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan menginspirasi petani lainnya di Dukuh Dekem, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati.
Biosaka sendiri terdiri dari suku kata Bio dan Saka, Bio singkatan dari Biologi, dan Saka singkatan dari Soko Alam Kembali Ke Alam atau dari Alam Kembali ke Alam. Biosaka merupakan bahan aktif yang berasal dari tanaman, telah terbukti efektif dalam melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. Biosaka bukanlah pupuk atau pestisida melainkan elisitor yaitu senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi, morfologi pada tanaman menjadi lebih baik, memberikan sinyal positif bagi membran sel pada akar sehingga lebih energik dan produktif.
Dalam acara sosialisasi yang dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2022, Bapak Suwardi berbagi pengalaman dan pengetahuannya kepada petani-petani yang hadir. Dalam kasus Bapak Suwardi, petani yang telah mencapai kesuksesan dalam menerapkan Biosaka, penggunaan pupuk kimia dapat dikurangi hingga 50% dengan hasil panen yang tidak berkurang. Hal ini membuktikan potensi Biosaka dalam meningkatkan produktivitas tanaman sambil menjaga keseimbangan alam.Â
Bapak Suwardi juga menjelaskan tentang pembuatan larutan Biosaka, dosis yang tepat, dan teknik aplikasi yang efektif. Demonstrasi langsung pun dilakukan, memungkinkan petani Dukuh Dekem untuk melihat langsung cara pembuatan hingga pemakaian Biosaka di lapangan.
Cara pembuatan Biosaka yang dijelaskan oleh Bapak Suwardi adalah sebagai berikut :
Gunakan tanaman-tanaman yang memiliki daya tahan hidup kuat seperti rumput-rumputan, dan pakis-pakisan. Minimal 5 jenis tanaman berbeda.
Campurkan seluruh bahan dalam air bersih sebanyak 2 hingga 5 liter air.
Remas bahan dalam air sesuai takaran dan lakukan peremasan secara teratur selama kurang lebih 30 menit.
Peremasan dilakukan sampai ramuan homogen, dengan cara sekali meremas dan sekali mengaduk air ke kiri agar homogen.
Saring ramuan Biosaka menggunakan alat saringan dan dimasukan ke dalam botol/jerigen dan tutup rapat.
Ramuan biosaka bisa langsung diaplikasikan dan sisanya dapat disimpan.
Ramuan biosaka tidak boleh menghasilkan gas selama masa penyimpanan.
Dengan penerapan Biosaka dan praktik pertanian berkelanjutan lainnya, petani di Dukuh Dekem dan sekitarnya diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, serta menjaga kelestarian lingkungan. KKNT IPB berharap bahwa keberhasilan Suwardi akan menjadi awal dari transformasi positif dalam praktik pertanian di daerah tersebut, dan memberikan dampak yang lebih baik bagi masyarakat lokal serta alam sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H