Masih membahas tentang kelahiran dan tradisi jawa saat sanak saudaranya atau istrinya melahirkan. Penulis dapat menulis artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi.
Mencuci Pakaian dan Bekas Darah
Hal yang dilakukan oleh keluarga terutama oleh para suami yang pertama adalah mencuci pakaian yang digunakan saat persalinan berlangsung. Biasanya pakaian ini akan dibawa pulang oleh si suami saat sang istri masih berada di klinik atau rumah sakit. JIka tak sempat, maka pakaian kotor yang biasanya bercampur dengan air seni, kotoran, dan darah ini akan dibawa pulang bersamaan dengan bayi. Namun, yang mencuci juga harus sang suami langsung.
Mengubur ari-ari
Ari-ari bayi biasanya dibawa pulang bersamaan dengan pakaian kotor. Pihak rumah sakit atau klinik biasanya memberikan ari-ari ke dalam wadah tanah liat untuk dibawa pulang.
Jika di tempat penulis, ari-ari ini akan dikuburkan di halaman rumah. Ari-ari yang dikubur diberi kurungan dan lampu yang dinyalakan saat maghrib hingga pagi hari. Mitos yang beredar jika ari-ari yang lupa tak diberi nyala lampu, maka dedek bayinya akan rewel. Mereka seakan tersambung dan memiliki ikatan. Nyatanya nyala lampu digunakan agar ari-ari tak dibongkar oleh hewan.
Kenapa tak dikubur yang dalam agar aman dan tak dibongkar hewan? Di tempat penulis ada sebuah kepercayaan jika mengubur ari-ari terlalu dalam dedek bayi akan mengalami keterlambatan tumbuh gigi. Bisa saja saat umur satu tahun lebih gigi belum tumbuh.
Membeli aruman
Aruman atau bunga dan komponen lain seperti kayu wangi dan lain sebagainya biasanya dibeli oleh keluarga setelah dedek bayi pulang ke rumah.
Aruman lebih mirip seperti sesaji bunga yang dibungkus daun pisang biasanya diletakkan di beberapa tempat. Seperti di tempat untuk mencuci pakain kotor. Di tempat ari-ari, di bawah kolong ranjang, dan beberapa tempat lainnya yang dianggap penting.
Untuk tujuannya sendiri penulis tak begitu paham. namun, penulis merasakan nyaman sebab bau amis dan apek sedikit tersamarkan oleh aruman yang cenderung wangi bunga.
AMong-among atau nasi kluban juga disiapkan oleh keluarga. Among-among ini sebagai bentuk rasa syukur keluarga karena ibu dan bayinya selamat. Among-among biasanya dibagikan kepada tetangga sekitar rumah.
Kluban atau sayur rebus yang digunakan untuk among-among ini bervariasi. Namun, warga biasanya menambahkan kacang panjang dengan harapan si anak akan panjang umur, daun pepaya agar si anak rezekinya berlimpah seperti pepaya, dan telur. Untuk telur akan digoreng tipis sebab ada kepercayaan jika telurnya direbus dan disajikan bulat-bulat adek bayi akan sering tantrum dengan menggelindingkan badan layaknya telur.
Selain among-among, keluarga juga menyiapkan jenang abang yang dibagikan bersamaan dengan among-among.
Ngendong
HAl yang satu ini dilakukan oleh sanak keluarga yang tidak tinggal satu atap dengan yang melahirkan. Ngendong sendiri memiliki arti menjenguk bayi yang baru lahir.
Para ibu-ibu akan ngendong di waktu terang. Sedang para bapak-bapak akan ngendong saat malam dan menemani sang tuang rumah hingga larut. JIka dahulu, saat ngendong bapak-bapak akan membaca al barzanji, tapi sekarang sudah tak lagi. Entah mengapa hal bagus seperti itu berhenti dilestarikan.
Saat ngendong ini pulalah para ibu-ibu akan meminta dadah kepada sang tuan rumah. Jika tak ada bisa dengan bedak bayi atau sesuatu yang dipakai oleh si bayi.
Mencarikan tukang pijat dan jamu
Hal terakhir yang dilakukan keluarga adalah mencarikan tukang pijat dan jamu. TAk mungkin, kan orang yang baru melahirkan pergi sendiri-sendiri. Jangankan pergi mengerjakan pekerjaan rumah saja belum.
Nah, ini dia yang dilakukan oleh keluarga saat ada yang melahirkan. Di tempat sahabat apakah sama?
Magelang, 9 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H