Mohon tunggu...
Latifah Hardiyatni
Latifah Hardiyatni Mohon Tunggu... Buruh - Buruh harian lepas

Latifah, seorang wanita penyuka membaca dan menulis sederhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Bagi Ibu yang Baru Melahirkan

29 Juli 2023   08:46 Diperbarui: 29 Juli 2023   08:52 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tradisi yang dirangkum dalam esai ini berdasarkan pengalaman pribadi penulis, jadi tak heran jika ada perbedaan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Penulis sendiri tinggal di Desa Kebonsari, Borobudur, Magelang, dan tradisi ini diwariskan oleh Ibu mertua. Ok, tak perlu banyak basa-basi lagi takut nanti jadi basi, ini tradisi yang masih ada dan dilakukan oleh ibu yang baru melahirkan.

1. Pijat

Bagi Ibu yang baru melahirkan badan pasti terasa lelah, sakit, hingga remuk. Pijat menjadi salah satu kegiatan yang diidam-idamkan oleh ibu yang baru melahirkan. Selain dengan kendurnya otot-otot, ibu menyusui juga menjadi lebih rileks.

Di desa penulis, hal ini masih dilestarikan. Ada dua tipe pemijat tentang Ibu melahirkan ini dan penulis sudah mencoba keduanya karena sudah melahirkan dua kali.

Yang pertama tipe memijat metode zaman dahulu, badan dipijat seluruhnya termasuk dengan perut. Katanya pemijatan perut ini ditujukan agar perut bagian dalam tertata lagi. Mulai dari hari pertama baru melahirkan perut sudah dipijat. Hasilnya apa? Darah nifas penulis keluar sangat banyak. Dulu waktu awal-awal pijat tak tahu kalau itu bahaya. Tahunya, ya memang darah yang keluar sederas itu. Kurangnya informasi dan pengetahuan membuat penulis mengabaikan akan hal tersebut. Ternyata setelah bertahun-tahun baru tahu jika itu sebuah kesalahan. Untungnya tak sampai pendarahan dan berakibat fatal.

Yang kedua, tipe pemijat yang sudah mengikuti kelas pijat bersama bidan. Pemijat tipe ini memijat seluruh badan, tetapi bagian perut tak dipijat seperti pemijat zaman dahulu. Bahkan ada yang tak dipijat sama sekali.

Sebenarnya ada satu lagi, yaitu tipe pemijat semi zaman dahulu. Pemijat ini memijat full badan dan bagian perut, tapi perutnya tak langsung di hari pertama. Pemijatan perut dilakukan setelah tiga hari atau lebih. Bedanya dengan pemijat pertama darah nifas tak keluar banyak. Bahkan terbilang cepat selesai. Eh, apa ya namanya?

Selain pijat, bagian perut luar juga diberi ramuan bedak dingin, jeruk nipis rebus (buah jeruk direbus dan dihaluskan), dan kencur parut. Ramuan ini ditempel di perut dan ditutup menggunakan kendit. Namun, penggunaan kendit ini tak boleh terlalu kencang karena tak bagus untuk perut. Setelah tujuh hari penggunaan ramuan ini perut ibu yang baru melahirkan kembali lagi seperti dulu sebelum hamil.

2. Menggunakan pilis

Di tempat penulis namanya pilis, kalau di tempat pembaca apa? Itu loh yang dipakai pada kening. Biasanya terbuat dari kunyit, dlingo bengle, dan bedak dingin. Tujuannya katanya untuk memperlancar darah putih. Namun, entah itu benar atau enggak, penulis sendiri belum mengecek di Google dan bertanya kepada yang lebih tahu tentang peredaran darah putih.

Selain pilis, ibu yang baru melahirkan atau keluarganya juga terbiasa menyediakan Dadah. Dadah sendiri terbuat dari adas yang dicampur dengan kunyit atau dlingo bengle yang dihaluskan dan diaduk bersama minyak. Untuk minyak ya sendiri bisa minyak kelapa atau bisa juga minyak telon.

Dadah sendiri biasanya diminta oleh para tetangga yang datang berkunjung. Mereka biasanya mengoleskan dadah ke tempat-tempat atau bagian-bagian tubuh yang dirasa sakit. Ada juga yang mengoleskannya ke perut agar ketularan hamil atau ingin punya anak yang berjenis kelamin sama dengan yang bayi si tuan rumah.

3. Wuwung

Wuwung adalah membuat tetes mata dari bahan kemukus, cengkih, dan bengle yang dihaluskan hingga lembut dan diambil air sarinya saja. Air sari ini diteteskan dan membuat mata jelas seketika. Memang waktu pertama kali air masuk rasanya pedas, tetapi setelah itu rasa nyaman dan jernih dirasakan.

Untuk tata caranya ada dua macam cara yang penulis ketahui yaitu cara dari desa asal dan desa saat ini tinggal. Sebut saja desa suami. Jika di desa asal, wuwung dilakukan kapan saja sambil duduk. Sedang di desa saat ini wuwung dilakukan sebelum mandi keramas setiap pagi dan siang hari. Tak hanya itu saja, air yang digunakan untuk mandi dianjurkan sebanyak seratus gayung agar peredaran darah putih yang konon katanya ada di kepala dapat beredar dengan lancar.

Nah, ada baiknya jika ibu melahirkan memiliki rambut pendek. Ini juga yang menjadi alasan banyak ibu yang hamil tua memotong rambutnya pendek.

Selain agar cepat kering juga agar tak ribet saat mengurus anak. Namun, jika yang tak tahan dan kondisi tubuhnya tak memungkinkan alangkah baiknya tak melakukan tradisi ini agar tak seperti penulis dulu yang malah masuk angin. 

4. Jamu

Ibu yang baru melahirkan disarankan untuk mengonsumsi jamu. Jamu sendiri dipercaya dapat memperlancar dan memperbanyak ASI. Di mana ASI ini sangat penting untuk anak usia enam bulan pertama.

Jamu yang dikonsumsi ibu menyusui terbuat dari daun pepaya dan temu kuning. Dan sebagai obat agar tak pahit minum jamu beras kencur. Di tempat penulis sendiri jamu ini namya uyup-uyup dan rasanya tak terlalu pahit. Kadang ada jamu yang rasanya pahit sekali.

Entah penulis sudah termakan sugesti atau memang jamu uyup-uyup sangat berkhasiat, setelah minum jamu ini rasanya jadi ingin makan terus. Seperti baru saja meminum obat penambah nafsu makan. Setelah memberi ASI anak, ibu jadi rasanya ingin makan terus.

5. Mengkonsumsi sayuran hijau

Bagi ibu menyusui terlebih yang baru melahirkan disarankan untuk mengkonsumsi kluban-klubanan atau sayuran rebus. Biasanya mertua atau keluarga akan memberi kluban daun pepaya, atau sayuran hijau lainnya. Tak jarang ada yang memberi sayur daun katuk agar ASI lancar.

Tak hanya itu ibu yang baru melahirkan juga diberi camilan kacang-kacangan. Kacang-kacangan ini juga dipercaya dapat memperlancar ASI. Jadi kerjaan ibu yang baru melahirkan itu hanya mengurus bayi, istirahat, dan makan. Memulihkan kondisi tubuh agar fit kembali.

6. Tak boleh makan pedas

Ada sebuah kepercayaan yang masih dilakukan di desa penulis. Yaitu tak boleh makan pedas. Sayur-sayuran atau makanan yang pedas lainnya dapat mengakibatkan mata bayi mengeluarkan banyak kotoran. Apakah ini nyata? Penulis tak dapat memastikan iya atau tidak Yang pasti jika makan pedas terlalu banyak dikhawatirkan akan menyebabkan sakit perut dan mulas.

7. Tak boleh dekat-dekat dengan kompor dan tungku

Ternyata larangan ibu yang baru melahirkan tak boleh mengerjakan pekerjaan berat dan pekerjaan di dapur ternyata ada alasannya. Ibu yang baru melahirkan tak boleh dekat-dekat dengan tungku atau kompor terutama saat 40 hari pertama setelah melahirkan.

Larangan ini ada dengan alasan jika ibu yang baru melahirkan ada di dekat tungku atau kompor, maka air susunya dapat berubah menjadi panas. Kasihan adik bayinya jika harus minum air susu yang panas. 

Lalu, bagaimana yang memang tinggal hanya berdua dengan suami sementara suami harus bekerja sejak pagi? Apa si ibu tak boleh memasak? Apa akan ada hal-hal fatal yang terjadi?  

Tentu saja tidak. Larangan itu ada sekadar hibaun. Jadi jika tak bisa ya jangan memaksa. Namun, alangkah baiknya jika ibu yang baru melahirkan tak melakukan pekerjaan berat.

Nah, pembaca, sekian ulasan saya tentang apa-apa saja yang masih dilakukan oleh ibu yang baru melahirkan pada zama

n modern seperti saat ini. Semoga bermanfaat.

Magelang, 29 Juli 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun