Mohon tunggu...
Latifa Tulnovidasari
Latifa Tulnovidasari Mohon Tunggu... Guru - Guru di SD Depok

Hobi Membaca dan Menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semarak Merdeka Belajar: Pembelajaran Berwawasan Kebudayaan Lokal Untuk Berkebhinekaan Global

20 Mei 2023   16:40 Diperbarui: 20 Mei 2023   17:20 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Praktik Baik

Profil pelajar pancasila merupakan  potret figur  yang diharapkan  bangsa kepada pelajar Indonesia. Mereka diharapkan gemar menuntut ilmu sepanjang hayat , memiliki kompetensi global serta berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Untuk mencapainya ada  enam karakter yang harus ditanamkan kepada pelajar indonesia. Yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif,

Enam karakter tersebut dijabarkan melaui desain proyek pembelajaran  khusus yang dapat menguatkan pemahaman murid  dalam rangka mencapai kompetensi dan nilai- nilai karakter. 

Dalam tulisan ini akan paparkan desain pembelajaran khusus yang telah dilakukan praktik baiknya di kelas 5 SD Cakra Buana Depok semester 1 pada bulan Oktober tahun ajaran 2022-2023. Praktik baik tersebut dilakukan untuk mencapai salah satu elemen atau karakter dari profil pelajar pancasila, yaitu elemen berkebhinekaan global.

 Berkebhinekaan global dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang dapat mempertahankan budaya luhur, identitas, lokalitas serta berpikiran terbuka dalam berinteraksi dan menerima budaya lain. Dari pengertian berkebhinekaan global, muncul 2 kata kunci yang dapat dijadikan acuan untuk mendesain proyek pada pembelajaran khusus. Kata kunci pertama adalah mempertahankan budaya luhur dan kata kunci kedua menerima budaya lain. Maka dari itu pembelajaran harus menumbuhkan rasa nasionalisme dan toleransi.

Rasa nasionalisme dapat ditumbuhkan dengan cara mencintai budaya lokal. Adapun nilai-nilai dari toleransi dapat diinternalisasikan di dalamnya. Ada 3 cara yang peneliti  lakukan untuk merancang prosyek pembelajaran khusus, dan kemudian dilakukan praktik baiknya.

Pertama,  memadukan kebudayaan nasional dengan kebudayaan lokal. 

Perpaduan budaya nasional dengan kebudayaan lokal tanpa menghilangkan orisinalitas dua budaya  yang sedang dipadukan. Alasan dipilihnya budaya nasional, dikarenakan budaya nasional dihasilkan oleh bangsa Indonesia sejak zaman dulu dan eksistensinya sampai saat ini masih terjaga sebagai karya yang khas dan dapat dibanggakan oleh setiap daerah, serta mencerminkan identitas bangsa Indonesia

Biasanya sebuah kebudayaan bisa dikatakan sebagai kebudayaan nasional ketika sudah diakui oleh UNESCO. Di antaranya adalah wayang, keris, batik, angklung, tari saman, noken Papua, pantun, dan gamelan

Peneliti memadukan kebudayaan batik dengan kebudayaan lokal kota Depok. Hal ini dikarenakan peneliti tinggal dan mengajar di kota Depok. Adapun kebudayaan kota Depok yang dipadukan ialah kesenian, peninggalan sejarah sampai icon bahkan produk unggulan kota Depok.

Perpaduan budaya tersebut diimplementasikan menjadi motif batik. Artinya peneliti sekaligus guru yang melaksanakan praktik baik ini mengajak siswa belajar membatik dengan menggunakan motif-motif yang menjadi kekhasan atau kebudayaan kota Depok. Seperti Gong si Bolong , tari Topeng Cisalak , Tugu Batu Sawangan, belimbing dewa, ikan hias  dan kujang pena.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun