Menurut berbagai studi, mahasiswa yang memiliki kesehatan mental dan jasmani yang baik cenderung lebih produktif, mampu berkonsentrasi lebih baik, dan menghadapi tantangan akademik dengan lebih baik pula. Di sisi lain, masalah kesehatan yang tidak ditangani dengan baik dapat mengganggu proses belajar dan berakibat pada menurunnya kualitas hidup mahasiswa.
Pusat Layanan Kesehatan (PLK) di perguruan tinggi hadir untuk menjawab kebutuhan ini. Fasilitas ini memberikan layanan dan dukungan psikososial yang sangat diperlukan oleh mahasiswa untuk menjaga kesehatan mereka, baik fisik maupun mental.
Alur pelayanan di PLK harus dirancang dengan baik agar dapat memberikan akses yang cepat dan tepat bagi mahasiswa yang membutuhkan layanan kesehatan. Umumnya, alur layanan di PLK di perguruan tinggi terdiri dari beberapa tahap berikut:
1. Pendaftaran dan Identifikasi Kebutuhan
Mahasiswa yang membutuhkan layanan kesehatan pertama-tama akan melakukan pendaftaran, baik secara langsung di lokasi PLK atau melalui sistem daring yang telah disediakan. Pada tahap ini, mahasiswa diminta untuk mengisi data diri dan menjelaskan keluhan atau kondisi kesehatan yang mereka alami. Identifikasi yang jelas dan cepat mengenai masalah kesehatan akan mempermudah petugas medis dalam memberikan diagnosis awal. Contohnya, Universitas Airlangga menghimbau dan mewajibkan setiap mahasiswanya untuk mendaftar pada Pusat Layanan Kesehatan Universitas Airlangga (PLK UNAIR) terdekat dari tempat tinggalnya sebagai fasilitas kampus.
2. Pelayanan Medis Awal
Setelah pendaftaran, mahasiswa akan menjalani pemeriksaan awal oleh tenaga medis yang ada di PLK. Ini bisa meliputi pemeriksaan fisik atau, jika diperlukan, pemeriksaan laboratorium dasar. Dalam kasus gangguan kesehatan ringan seperti flu atau sakit kepala, mahasiswa dapat langsung mendapatkan obat dan rekomendasi untuk istirahat. Namun, apabila ditemukan kondisi yang lebih serius, mahasiswa akan dirujuk ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
3. Pendampingan Kesehatan Mental
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, PLK juga harus menyediakan layanan psikologi untuk mahasiswa yang menghadapi stres, kecemasan, depresi, atau masalah kesehatan mental lainnya. Layanan ini biasanya dilakukan oleh psikolog atau konselor yang terlatih, dengan pendekatan yang bersifat terbuka dan tanpa stigma. Pendampingan psikologis di PLK dapat berupa konseling pribadi, kelompok, atau seminar tentang manajemen stres dan kesehatan mental.
4. Edukasi Kesehatan dan Promosi Kesehatan
Selain layanan medis dan psikologis, PLK juga berperan dalam memberikan edukasi kesehatan kepada mahasiswa. Ini bisa dilakukan melalui seminar, workshop, atau distribusi materi mengenai pola hidup sehat, pentingnya menjaga kesehatan mental, dan bagaimana cara menghindari penyakit. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya mengandalkan pelayanan medis ketika mereka sakit, tetapi juga dapat mencegah masalah kesehatan di kemudian hari.