Mohon tunggu...
LATHIFAH FADJARACHMADI
LATHIFAH FADJARACHMADI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa PPG Prajabatan

Seorang ibu, yang sedang menempuh pendidikan profesi guru di sebuah universitas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gebrakan Semangat IRT untuk Berpendidikan Tinggi

18 Januari 2024   20:43 Diperbarui: 18 Januari 2024   20:56 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lathifah Fadjar Achmadi

Mahasiswa PPG Prajabatan Bahasa Indonesia

FKIP Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Semua orang bercita-cita memiliki dan berhak mendapatkan pendidikan yang tinggi. Dengan pendidkan yang tinggi, dapat diharapkan mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari pekerjaan yang didapatkan dengan menggunakan sebuah gelar pendidikan yang telah diraih. 

Namun nyatanya, tidak semua orang dapat berpendidikan tinggi dan memiliki kehidupan yang baik. Selain dari faktor ekonomi yang kurang, juga minat yang kurang mendukung.

Dalam hal ini, saya akan menceritakan bagaimana seorang ibu rumah tangga dengan gear pendidikan namun belum berkarir sesuai dengan bidang pendidikannya. Saya lulusan sebuah universitas swasta favorit kota kecil di Jawa Timur. 

Saya kini telah menikah dan memiliki seorang anak. Sejak saya lulus, saya sudah mencoba untuk melamar pekerjaan sebagai guru honorer di banyak sekolah. Namun, hingga kini saya belum mendapatkan kesempatan. Dari hal inilah banyak ujaran kurang menyenangkan yang saya terima di beberapa kali kesempatan.

"Piye? Wes ngajar ning ngendi?" (bagaimana, sudah mengajar dimana?), "Wis PNS opo durung?" (sudah PNS apa belum?), "suwe-suwe leh kuliah, lulus kuliah gak dadi opo-opo" (lama menempuh kuliah, setelah lulus tak menjadi apapun), "rausah kuliah dhuwur-dhuwur, mengko ming dadi ibu rumah tangga" (tidak usah kuliah tinggi-tinggi, nanti cuma jadi ibu rumah tangga). kalimat semacam ini yang sering saya jumpai di berbagai kesempatan. 

Bagi saya, saya sudah kenyang dengan kalimat-kalimat demikian. Prinsip saya, ocehan semacam ini adalah sebuah terapi semangat. Sehingga, dari berbagai kalimat yang kurang menyenangkan inilah, saya jadikan cambuk semnagat untuk menunjukkan bahwa ibu rumah tangga juga dapat berpendidikan tinggi dan berkarir baik layaknya orang-orang pada umumnya.

Meskipun sering dihakimi oleh banyak orang, saya tetap bersemangat dalam berupaya mewujudkan cita-cita dan selalu memiliki impian berpendidikan setinggi mungkin. 1x jatuh itu terlalu sering, 10x berhasil itu terlalu sedikit. sehingga, saya akan bangkit lebih kuat untuk dapat mewujudkan apa yang sudah saya cita-citakan sejak kecil untuk menjadi seorang guru Bahasa Indonesia. untuk membayar semua penghakiman orang lain, saya membulatkan tekad untuk meneruskan studi pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun