Setiap siswa tentu memiliki cara tersendiri untuk memperoleh suatu ilmu, salah satunya yaitu dengan "belajar". Belajar merupakan proses aktif individu untuk memperoleh pengetahuan  baru, sehingga dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak mampu menjadi mampu.Â
Dalam proses memperoleh suatu ilmu, tentu setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mendapatkannya. Hal ini bertujuan agar hasil dari pembelajaran tersebut dapat dipahami dengan baik. Salah satunya yaitu dengan menentukan tipologi belajar yang sesuai.
Sebenarnya apasih tipologi belajar itu? Â
Tipologi berasal dari dua kata yaitu "tipe" dan "logos". Tipe adalah Gaya atau Model, sedangkan Logos adalah ilmu. Jika digabungkan secara bahasa berarti ilmu yang mempelajari tentang tipe. Adapun tipologi belajar yaitu cara bagaimana siswa meyerap, memahami dan mengolah suatu informasi dengan cepat dan baik. Hal ini menjadi salah satu penunjang keberhasilan belajar siswa itu sendiri. Berikut tiga macam tipe belajar yang dimiliki oleh setiap orang.
1. Visual
Secara etimologi visual berarti "penglihatan" atau "daya lihat". Dari arti tersebut kita bisa memahami bahwa tipe belajar visual bagaimana seseorang menyerap suatu informasi dengan cara menggunakan indra penglihatannya. Biasanya orang yang memiliki tipe belajar ini lebih mudah memahami suatu pelajaran melalui media gambar seperti ilustrasi, diagram, grafik, peta, foto dan masih banyak lagi.Â
Dalam buku Quantum Learning Bobbi DePorter & Mike Hernacki, terdapat ciri-ciri tipe belajar visual yaitu:
- Berbicara dengan cepat, yaitu reaktif dalam suara.
- Belajar dengan cara melihat.
- Mengingat apa yang dilihat dari pada apa yang didengar.
- Suka menulis.
- Biasanya tidak terganggu oleh keributan, yaitu ketika belajar tidak peduli
- dengan keributan.
- Pembaca cepat dan tekun.
- Lebih suka membaca dari pada dibacakan, yaitu sulit untuk mengikuti
- pelajaran yang terbentuk lisan.
- Lebih suka seni dari pada musik.
- Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebernya dalam pikiran
- mereka.
- Kurang bisa mengingat informasi yang diberikan secara lisan.
- Suka menggunakan gambar sebagai alat Bantu belajar.
- Kurang suka mendengarkan orang berbicara
2. Auditorial
Auditorial berasal dari kata "Oditor" dan "Aural" oditor bersifat pendengaran, sedangkan aural bersifat telinga. Secara istilah tipe belajar auditorial yaitu menggunakan pendengaran untuk bisa menyerap, memahami dan mengolah suatu informasi, Seperti meminta orang lain untuk membacakan instruksi, menjelaskan seseuatu panjang lebar dan kegiatan berdiskusi.
Adapun ciri-ciri tipe belajar auditorial sebagai berikut:
- Mudah terganggu oleh keributan
- Belajar dengan cara mendengarkan
- Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
- Mengingat apa yang didengarkan dari pada apa yang dilihat.
- Lebih suka mendengarkan dari pada membacakannya sendiri, yaitu semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran.
- Suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar.
- Berbicara tidak terlalu cepat (sedang-sedang saja).
- Lebih suka musik dari pada seni.
- Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita.
- Lebih pandai mengeja dengan keras dari pada menuliskannya.
- Suka menggunakan kaset sebagai alat bantu belajar.
- Kurang suka tugas membaca
3. Kinestetik