Mohon tunggu...
Puang Latenrilawa
Puang Latenrilawa Mohon Tunggu... -

Memilih yang bukan terbaik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Tak Selesai

12 Desember 2010   08:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:48 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2010, Desember.
terjaga pada pagi  yang diam
“33”, angka-angka  diam;
Pada hal-hal yang tidak selesai.

“Waktu dictum; awal-tengah dan akhir”
Pada tengah manusia berguman paruh baya
Mimpi-mimpi  dirangkul malu-malu
Tanpa doa. Berkata “aku”

Dan sejarah dibuat warna-warni
dengan otot dan pikiran: berdirilah candi, kuil dan bangunan takjub,
“sebelum  pemberangkatan menuju senja merah”

Lalu berakhir  di keranda
Dalam doa yg semoga khusyu
Tanah merah menjemput; dictum waktu yg ke-3

penuh doa. Sunyi yang  rumit.
Dan penghabisan abadi.

“Pagi yang resah seblum mimpi yg jauh"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun