Mohon tunggu...
Uliz Zetaro
Uliz Zetaro Mohon Tunggu... -

Belajar menulis melalui kompasiana, dan berbagi informasi, itulah tujuanku.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kini Macan Itu SudahTak Bertaring Lagi

26 April 2012   21:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:04 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya. Itualah ungakapan yang cocok buat Negara kita Indonesia saat ini. Negara yang dulu pernah di gelar sebagai macan asia kini telah tidak bertaring lagi. Hal ini kita bisa lihat dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang banyak menuai kritikan dari rakyatnya. Baik  dalam masalah ekonomi, politik, bahkan keadilan yang akhir-akhir ini menjadi tranding topic di media tanah air.  Benar sekali, hilangnya keperecayaan masyarakat terhaap pemerintah adalah ulah mereka sendiri.  Bayangkan berapa miliar rupiah di buang-buang demi tur para anggota DPR ke luar negeri dengan dalih agenda-agenda yang kurang jelas. Kurang jelinya presiden SBY terhadap persoalan di tanah air. Terutama masalah pemberantasan kemiskinan dan korupsi yang dulu pernah di dengung-dengungkan oleh beliau ketika pemilihan presiden. Belum lagi masalah toleransi beragama yang mulai pudar bahkan hilang dari kehidupan masyarakat, menjadi sebuah persoalan rumit bagi Negara yang harus terselesaikan. Heh. Baru-baru ini ada berita bahwa 3 orang TKI yang bekerja di Malaysia tewas setelah ditembak  mati  oleh kepolisian diraja Malaysia. Teragis. Ya, tidak hanya sampai disitu bahkan salah seorang dari TKI berhasil di curi organ tubuhnya. Setelah dilakukan otopsi terhadap salah satu korban penembakan diketahui bahwa sikorban telah di ambil jantung, ginjal dan otaknya. Sadis memang. Tapi lebih sadis lagi ketika pemerintah absen dari keterlibatan atas kasus yang menimpa warga negaranya sendiri. “GANYANG MALAYSIA.” Begitulah teriakan macan Asia pada era pemerintaha Ir. Soekarno. Sekarang seakan teriakan itu menjadi tangisan seorang bayi yang mengharap belas kasihan. “Perlu diberi pelajaran tanpa kekerasan. Namun, dengan memanfaatkan hukum internasional.” Begitulah kurang lebih ungkapan Pak Marzuki Ali ketua DPRRI saat ini. perkataan yang keluar dari mulut Bang Juki ini memang bagus, tapi apakah akan terimplementasikan? Apakah ada tindak lanjut dari ucapan beliau? Atau ungkapan itu hanya sekedar obat penenang bagi masyarakat yang khawatir dan tidak terima? Atau sebagai kesempatan memperbaiki harga diri sebagai ketua DPR? Atau atau atau… Jika pemerintah indoensia lagi-lagi diam dan absen seakan tidak tahu penderitaan rakyatnya serta menjanjikan ini dan itu sebatas dibibir, sampai kapan indoensia mau menjadi Negara yang disegani bahkan maju!!. Mungkin itu hanya akan menjadi mimpi indah di malam hari. Suatu Negara bisa disegani dimata dunia jika rakyatnya juga segan dan hormat dengan pemerintahnya. Toh mau di segani bagaimana, percaya saja kagak!!  jadi saatnyalah pemerintah memebenahi diri. Memperbaiki kinerja, dan melayani masyarkat tanpa harus melirik gaji. Memberikan yang terbaik buat Negara bukan memberikan yang baik. Dengan begini kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan timbul lagi tanpa harus berusaha meyakinkannya. Dengan begini taring yang dulu hilang akan tumbuh lagi. Dan tangisan bayi yang meminta belas kasihan akan berubah menjadi teriakan pahlawan yang gagah berani. Tapi kapan ya? 

:D
:D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun