Akuntansi syariah jadi salah satu elemen penting dalam mendukung perkembangan ekonomi Islam yang terus tumbuh di Indonesia. Sistem ini nggak cuma fokus pada keuntungan, tapi juga menekankan nilai keadilan, transparansi, dan tanggung jawab sosial sesuai prinsip syariah.
Berbeda dengan akuntansi konvensional, akuntansi syariah memastikan semua transaksi keuangan bebas dari riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maisir (spekulasi). Di Indonesia, standar akuntansi syariah diatur oleh Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS) di bawah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Salah satu contohnya bisa dilihat di perbankan syariah. Dalam laporan keuangannya, bank syariah memisahkan dana berdasarkan jenisnya, seperti mudharabah (bagi hasil) atau qardh (pinjaman tanpa bunga).
Buat mahasiswa yang tertarik, akuntansi syariah nggak cuma soal angka, tapi juga soal etika dan tanggung jawab. Dengan berkembangnya teknologi, akuntansi syariah juga terus beradaptasi buat menjawab kebutuhan era digital. Sistem ini dianggap sebagai solusi keuangan yang lebih etis dan relevan di tengah tren masyarakat yang makin tertarik sama layanan berbasis syariah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H