Mohon tunggu...
Karnadi
Karnadi Mohon Tunggu... Guru - Kreator

Menyukai konten tutorial dan review tempat wisata. Menulis dibeberapa blog dan website pribadi, Affiliator Shopee, Konten kreator di Youtube dan Aktif di halaman facebook.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tetap Memelihara Niat: Menyambut Tahun Baru Hijriyah dengan Penuh Kesungguhan

28 Juni 2024   09:34 Diperbarui: 28 Juni 2024   10:18 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari lagi kita akan memasuki tahun baru Hijriyah 1446. Pada tahun ini 1 Muharam jatuh pada tanggal 7 Juli 2024. Bicara tahun baru Hijriyah saya lebih tertarik bicara soal "waktu" dan "niat" dan melakukan muhasabah terhadap keduanya.

Allah Swt menciptakan mahluk dilengkapi dengan waktu berlaku atau masa expired ( masa kadaluwarsa). Tidak hanya manusia dan tumbuhan, namun hewan, bumi, matahari, bintang-bintang, bulan, hewan dan segala mahluk ada masa expirednya.

Masing-masing memiliki masa berlaku yang berbeda-beda dan manakala masa berlaku telah habis maka mahluk tersebut akan mati. Bumi, matahari, bulan, planet, serta bintang-bintang akan mati dengan meledak. Begitupun mahkluk lainnya semua akan mati.

Allah Swt telah menentukan dan memasang "waktu" pada diri kita yang harus digunakan sebaik-baiknya. Lantas manakah sebenarnya"waktu" yang diberikan Allah kepada kita?.

Apakah"waktu" yang diberikan Allah kepada kita adalah hitungan 24 jam dalam sehari seperti halnya jam dinding yang tertempel itu ?. Apakah 30  hari dalam sebulan?. Apakah 12 bulan dalam setahun ?.

Hakikat "Waktu" yang telah diberikan Allah kepada kita adalah waktu yang menempel dalam diri kita. Jika kita diberi "waktu" untuk hidup yang lama oleh Allah maka jarum "waktu" kita akan berjalan lambat, lebih lambat dari jarum jam dinding. Sebaliknya jika "waktu" yang diberikan Allah sedikit maka jarum "waktu" kita berjalan lebih cepat.

Kita bisa merasakan saat diri kita sedang diliputi rasa gembira dan bahagia, maka seakan jarum jam berjalan begitu cepat dan sebaliknya ketika kita diliputi kesedihan atau kesusahan, seakan jarum jam berjalan sangat lama.

Kita tidak pernah tahu berapa lama "waktu" yang Allah berikan dan ditempelkan pada diri kita. Untuk itulah di tahun baru Hijriyah hendaknya kita bermuhasabah, sudahkah"waktu" yang telah terlewati kita pergunakan untuk banyak melakukan kebaikan. Atau justru sebaliknya.

NIAT SELALU BERGERAK MAKA KAWAL TERUS AGAR LURUS

Bicara tahun baru Hijriyah berarti bicara tentang " niat ". Ketika Baginda Nabi hijrah dari Mekah ke Madinah ada seorang laki-laki yang ikut hijrah namun laki-laki tersebut ikut hijrah bukan berniat karena Allah melainkan karena perempuan.

Kemudian Nabi bersama "innamal a'malu binniyat... dst" yang artinya sesungguhnya amal itu tergantung niat ". Niat ( motivasi jiwa ) menjadi penentu akan nilai suatu amal dihadapan Allah Swt. Niat menjadi tolok ukur akan diterima atau tidaknya suatu amal dihadapan Allah.

Niat atau motivasi jiwa ini menjadi penting dan harus dikawal secara terus menerus karena dapat berbelok ditengah perjalanan. Syetan pun akan menghadang terhadap niat baik seseorang.

Allah Swt Maha Mengetahui niat seseorang. Maka kelak di akhirat banyak manusia kecewa karena mengira bahwa dirinya telah banyak berbuat baik dan beramal soleh. Namun dalam catatan amal ternyata tidak ada, bahkan bisa berubah jadi catatan kejahatan.

Ketika manusia mengatakan telah melakukan banyak kebaikan selama hidup di dunia maka Allah Swt akan mengkonfirmasi semuanya sehingga manusia tidak dapat mengelak lagi.

Begitupun dengan "niat" terkadang ditengah perjalananya mengalami penyimpangan dari awalnya. Ini dapat disebabkan oleh diri sendiri dan bisa atas godaan syetan.

Manusia bisa mengawal "niat baik" agar terus lurus salah satunya dengan menjaga diri dari sifat marah. Kenapa?. Karena ketika seseorang sedang marah maka dari situlah pintu gerbang terbuka untuk syetan masuk dalam diri.

Sebenarnya ketika manusia mampu mengeluarkan syetan dari dalam dirinya, syetan tidak pergi jauh-jauh dari kita. Ia akan menunggu saat kita lengah untuk masuk kembali. Dan salah satu yang syetan tunggu adalah ketika kita marah. Saat itu dengan mudah syetan masuk karena pintu gerbang terbuka lebar.

Marilah kita bermuhasabah diri dan menjaga niat agar selalu lurus di tahun baru Hijriyah. Kita lakukan hisab terlebih dahulu pada diri kita sebelum kelak kita dihisab oleh Allah Swt diakhirat.

Wallahu a'lam..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun