Manusia diciptakan oleh Allah Swt dilengkapi dengan nafsu. Nafsu merupakan dorongan kuat atau keinginan terhadap sesuatu. Nafsu menjadi dasar penggerak bagi semua aktivitas kehidupan manusia. Nafsu sendiri bersifat netral tergantung bagaimana seseorang menjalankannya. Nafsu akan menjadi manakala seseorang menjalankannya untuk kebaikan dan begitupun sebaliknya.
Namun meskipun nafsu bersifat netral ia memiliki kecenderungan pada hal-hal yang disenanginya atau suka kesenangan, baik yang positif maupun yang negatif, baik lahiriyah maupun batiniyah. Oleh karena menyukai kesenangan itulah terkadang nafsu yang baik bisa menjadi buruk. Misalnya nafsu makan itu baik, namun ketika makan hingga melampaui batas maka menjadi tidak baik. Nafsu beribadah itu baik, namun jika berlebihan juga menjadi tidak baik. Misalnya puasa hingga malam tidak berbuka, sholat tahajud hingga kelelahan kemudian tidak lalai sholat subuhnya.
Dalam mengendarai nafsu kita harus selalu waspada. Dalam Al Qur'an Surat Yusuf ayat 53 Allah SWT berfirman yang artinya " aku tidak ( menyatakan) diriku bebas ( dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali ( nafsu ) yang diberi Rahmat oleh Tuhanku ".
Nafsu memang sulit untuk dikalahkan atau dikendalikan bahkan nafsu tidak pernah kalah. Ia akan terus datang menggoda dan pergi sekedar berganti baju lalu datang lagi. Nafsu akan mati ketika manusia mati. Lantas bagaimana cara untuk mengendalikan nafsu?. Manusia tidak akan bisa mengalahkan nafsu dengan upayanya sendiri. Dalam surat Yusuf ayat 53 diatas sebenarnya Allah Swt secara jelas telah memberikan password atau kata kunci untuk mengendalikan nafsu. Pada ayat ( " kecuali nafsu yang diberi rahmat Tuhanku " ) inilah kata kuncinya.
Nafsu akan terkendali dengan baik apabila seseorang mendapat Rahmat dari Allah SWT. Inilah yang harus diupayakan oleh seorang hamba, bagaimana agar Allah mencintai dan merahmati dirinya sehingga nafsunya terkontrol dan terarah dengan baik. Karena hanya Allah SWT yang bisa mengendalikan nafsu. Salah satu cara yang bisa dilakukan dan berpotensi mendatangkan Rahmat dari Allah SWT adalah dengan merasa rela dan ridho dengan apa yang diberikan Allah kepada kita. Penerimaan kita atas segala pemberian Allah dengan rasa rela dan ridho merupakan kunci Rahmat Allah Swt kepada kita.
Dalam kehidupan sehari-hari rasa rela dan ridho atas segala pemberian Allah kepada kita dapat diwujudkan dalam bentuk sikap sabar dan syukur. Apapun realitas yang ada dalam hidup kita merupakan pemberian Allah SWT yang harus kita terima dengan hati rela. Meskipun kenyataan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Karena pada hakikatnya manusia sendiri tidak pernah tahu mana yang menjadi keinginannya. Segala yang terjadi pada kehidupan seseorang hakikatnya adalah kehendak Allah bukan keinginan orang itu sendiri.
Keinginan manusia hakikatnya adalah semu. Kehadiranya didunia Hingga kenyataan saat ini dalam hidupnya bukan atas keinginannya namun atas kehendak Allah Swt. Semoga menjadi renungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H