Mohon tunggu...
Karnadi
Karnadi Mohon Tunggu... Guru - Kreator

Menyukai konten tutorial dan review tempat wisata. Menulis dibeberapa blog dan website pribadi, Affiliator Shopee, Konten kreator di Youtube dan Aktif di halaman facebook.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Tarif Dalam Industri Pencerahan: Penceramah Berbayar

27 Januari 2024   20:24 Diperbarui: 27 Januari 2024   23:41 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengaruh media sosial sangat luar biasa dalam kehidupan masyarakat. Tidak dapat dipungkiri media sosial menjadi tempat yang memiliki kekuatan diskursif dalam masyarakat. Pengaruhnya hingga pada tingkat pergeseran nilai-nilai dan tradisi.

Melalui media sosial seseorang bisa dengan cepat dan mudah populer. Untuk itulah masyarakat harus lebih selektif dalam memilih dan memilah, khususnya memilih seorang da'i atau penceramah Agama.

Kita tentu masih ingat beberapa tahun lalu bertebaran para da'i yang viral di media sosial yang kemudian diketahui statement-statementnya dalam menyampaikan ilmu Agama dianggap kurang benar. Bahkan menimbulkan kegaduhan.

Disinilah sebenarnya pergeseran nilai terjadi, dimana masyarakat masih banyak melihat figur sebagai panutan dari tampilanya saja.

Bagi seorang da'i merupakan kewajiban untuk memiliki ilmu Agama yang mumpuni Dan jika tidak maka dirinya wajib terus belajar. Mungkin tidak hanya belajar bahasa Arab namun juga belajar disiplin ilmu lainya, seperti ilmu fiqih, ilmu akidah, ilmu akhlak, ilmu tasawuf dan sebagainya.

Dikalangan pondok pesantren banyak disiplin ilmu yang harus dikuasai jika ingin memahami Al-quran yang disebut "ilmu alat" seperti ilmu nahwu, shorof, balaghah, dan seterusnya.

Selain tentang penguasaan ilmu Agama maka seorang da'i apalagi yang sudah terkenal biasanya juga memasang tarif bagi masyarakat yang ingin menghadirkanya, meskipun banyak juga da'i yang tidak mematok tarif.

Kita bisa melihat diberbagai tempat, dimana panitia kegiatan harus menyiapkan sejumlah uang hingga jutaan rupiah untuk menghadirkan seorang da'i atau penceramah. Belum lagi biaya akomodasi lainya selama kegiatan tersebut.

Biasanya seorang da'i akan diberi amplop yang berisi uang dengan jumlah tertentu. Ada da'i yang menolaknya namun rata-rata mereka menerimanya tanpa mengetahui berapa jumlah yang ada di dalam amplop. Ada juga da'i yang tidak diberi, ini biasanya karena sudah ketetapanya di majlis tertentu.

Lantas bagaimana sebenarnya pendapat para ulama' terkait pasang tarif bagi da'i atau mubalig ini ?

PENDAPAT MADZAHIB AL-ARBA'AH

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun