Gempa megathrust masih menjadi topik pembahasan di masyarakat, dengan BMKG memperingatkan bahwa bencana tersebut hanya soal waktu. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengingatkan tentang potensi gempa dari dua zona megathrust, yakni Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut, yang diperkirakan akan terjadi. Gempa megathrust adalah gempa besar yang terjadi di zona subduksi, di mana satu lempeng tektonik terdorong di bawah lempeng lainnya.Â
Meskipun lempeng-lempeng tersebut terus bergerak mendekati satu sama lain, terkadang mereka "terkunci", dan ketika tekanan yang menumpuk melebihi gesekan di antara keduanya, gempa besar terjadi. Namun, BMKG belum bisa memastikan kapan tepatnya gempa ini akan terjadi. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa pihaknya terus membahas isu ini agar masyarakat siap menghadapi dampak dari gempa megathrust. Di Indonesia, ada beberapa wilayah yang berpotensi mengalami gempa besar, termasuk segmen Megathrust Mentawai-Siberut dan Megathrust Selat Sunda, yang sudah lama tidak mengalami gempa. Posisi Pulau Jawa yang berada di antara Lempeng Eurasia dan Indo-Australia menyebabkan tingginya aktivitas seismik di bagian selatan. Zona subduksi, yakni pertemuan antara kedua lempeng tersebut, merupakan sumber utama gempa megathrust. Gempa jenis ini terjadi pada kedalaman kurang dari 50 kilometer dan memiliki potensi merusak yang sangat besar. Indonesia merupakan salah satu negara dengan risiko gempa megathrust tertinggi di dunia. Zona subduksi yang membentang dari Sumatera hingga Papua menjadi sumber potensi gempa besar. Sejarah telah mencatat beberapa kejadian gempa megathrust yang mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa yang sangat besar. Oleh karena itu, kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat Indonesia terhadap ancaman ini sangat penting.
Dengan potensi yang besar, masyarakat di sekitar zona megathrust ini perlu waspada namun tidak panik berlebihan. Â Kita bisa menyiapkan seperti surat surat berharga di masukan kedalam satu tas agar semuanya bisa terselamatkan, lalu juga siapkan setidaknya dua baju untuk jaga jaga.
Badan Geologi (BG) turut berperan dalam upaya mitigasi gempa bumi dan tsunami melalui penyediaan data dasar berupa peta KRBG dan peta KRBT, selain itu juga BG melakukan kegiatan sosialisasi dan simulasi gempa bumi dan tsunami.Â
Pemerintah dan masyarakat memiliki peran yang sama penting dalam menghadapi ancaman gempa megathrust. Pemerintah perlu menyediakan sistem peringatan dini yang efektif, membangun infrastruktur yang tahan gempa, serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Sementara itu, masyarakat harus aktif berpartisipasi dalam upaya mitigasi bencana, seperti mengikuti pelatihan, menjadi relawan, dan ikut serta dalam program-program pemerintah.
Menghadapi ancaman gempa megathrust, kesiapsiagaan menjadi kunci utama. Setiap individu dan komunitas perlu memahami risiko yang dihadapi, serta mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah gempa terjadi. Mulai dari memperkuat bangunan, menyiapkan tas darurat, hingga mengikuti simulasi evakuasi, semua upaya ini penting untuk mengurangi dampak buruk gempa.
Gempa megathrust adalah ancaman nyata yang harus kita hadapi bersama. Dengan kesiapsiagaan yang tinggi dan semangat gotong royong, kita dapat meminimalisir dampak bencana dan membangun kembali negeri yang lebih tangguh. Maka sekarang jadi penting untuk mengedukasi diri sendiri jika gempa, maka harus lebih memperkuat bangunan. Kalau ada potensi terjadi tsunami, maka kita harus mengerti evakuasi ke mana. Semoga dengan upaya -- upaya tersebut akan dapat mengurangi risiko dari kejadian gempa bumi dan tsunami.
Informasi tentang potensi gempa megathrust bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan kita, bukan untuk menciptakan kepanikan. Dengan memahami risiko yang mungkin terjadi, kita dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk melindungi diri dan keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H