Mereka terlihat cukup akrab berbincang bincang sebelumnya.Aku dan teman yang biasa aku ajak jalan hanya bisa berpandang-pandangan mata, takjub dan terpesona melihat kelincahan dan kekuatan perempuan tersebut.Â
Belakangan aku baru tau namanya, sebut saja namanya Mbak NN.Dengan postur tubuh tinggi kurus tapi kuat, ternyata dia adalah pendaki gunung sejati sama juga dengan tour leader Mas NB. Mbak NN sehari-hari bekerja sebagai guru tari di sekolah. Dalam hati aku sudah berpikir bahwa ini akan jadi perjalanan yang luar biasa bertemu dengan orang-orang seperti mereka. Setelah urusan merapikan barang selesai, kita semua masuk ke dalam mobil dan memilih kursi masing-masing.Â
Teman baikku yang ikut tidak mau duduk di belakang, dia minta untuk duduk di depan disebelah sopir, dan mengajak salah satu perempuan yang juga ikut di trip tersebut. Perempuan yang ini ikut trip bersama anak laki-lakinya, mahasiswa akhir di salah satu perguruan tinggi negeri di jakarta dan juga satu laki-laki lain, teman main satu sekolah SMP .
Ibu A, ternyata juga pendaki gunung sejati bersama dengan anak laki-lakinya. Sudah banyak gunung di Pulau Jawa dan Pulau Sumatra dia taklukan. Ibu A sudah melakukan kegiatan pendakian dari sejak jaman dia masih kuliah di salah satu universitas di Jakarta. Punya keluarga dan anak tidak menghalanginya untuk tetap mengikuti kegiatan tersebut.Â
Karena suaminya pun adalah teman masa kuliah yang biasa menemaninya mendaki ketika mereka masih kuliah dan sampai sekarangpun masih tetap melakukan kegiatan pendakian. Teman laki-laki Ibu A, sama seperti aku, orang awam di dunia pendakian. Benar-benar kegiatan yang menarik, bertemu dengan mereka semua. Saat perjalan, aku duduk bersama perempuan muda lain yang ada di dalam rombongan kami, ternyata perempuan muda ini adalah sepupunya Mbak NN.Â
Mereka ada lima orang bersaudara sepupu ikut bersama dalam perjalanan tersebut, dua perempuan dan tiga laki-laki muda. Perempuan muda yang duduk di sebelahku ini hanya terdiam sepanjang perjalanan.Â
Aku sudah berusaha membuka percakapan dengan topik apapun , yang kupikir bisa memecah keheningan sepanjang perjalanan, tapi tidak mendapatkan respon yang seimbang. Aku sempat berpikir dia terlalu pendiam tidak mau bercakap-cakap. Belakangan aku baru tau dia tidak nyaman melakukan perjalanan menggunakan kendaraan darat mobil tertutup, kepalanya pusing dan mual makanya dia tidak mau berbicara.Â
Dari arah belakang tempat duduk, Mbak NN sudah berusaha ikut nimbrung bercakap cakap dengan aku dan saudara sepupunya yang duduk di sebelahku.Akhirnya lebih banyak aku dan Mbak NN yang berbincang bincang sepanjang perjalanan tersebut.Â
Orang lain di dalam perjalan tersebut asyik bercakap-cakap dengan teman teman nya yang memang sudah di kenalnya. Tidak ada yang berusaha untuk mengenal orang yang belum mereka kenal. Aku sempat berpikir, kalau teman seperjalanan seperti ini bagaimana nanti perjalanan di hutan yang butuh kerja sama.Â
Kalau tidak saling mengenal kan mungkin akan ada rasa sungkan untuk saling meminta bantuan. Hal itu sempat terlintas di dalam pikiranku. Tetapi belakangan terbukti bahwa pikiran ku itu salah.Â
Walaupun di kendaraan mereka terkesan cuek seperti tidak mau saling kenal, tetapi saat di perjalanan di tengah hutan sifat asli mereka sebagai petualang sejati yang telah teruji benar benar bagus.Â