2. Permasalahan Ketimpangan Pendidikan
        Permasalahan ketimpangan pendidikan di Indonesia terjadi karena masih banyak daerah yang kesulitan untuk mengakses pendidikan yang berkualitas. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti infrastruktur, kebijakan pemerintah, dan keterbatasan sumber daya manusia.
3. Kualitas Tenaga Pendidik
        Permasalahan kualitas tenaga pendidik di Indonesia menjadi salah satu tantangan utama dalam dunia pendidikan. Meskipun pemerintah telah berupaya meningkatkan kualitas tenaga pendidik melalui program pelatihan dan pengembangan profesional, namun kenyataannya masih banyak guru yang tidak memenuhi standar kompetensi dan keahlian.
        Salah  satu  kasus  yang  menggambarkan  permasalahan  ini  adalah  rendahnya kompetensi  guru  dalam  mengajar  matematika. Pada  tahun  2018,  Indonesia menempati peringkat ke-73 dari 78 negara dalam hasil ujian PISA (Program for International  Student Assessment)  yang  mengukur  kemampuan  siswa  dalam membaca, matematika, dan sains. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara lain.
        Permasalahan kualitas tenaga pendidik di Indonesia memerlukan upaya yang serius dari semua pihak, baik dari pemerintah, lembaga pendidikan, maupun masyarakat. Diperlukan program pelatihan dan pengembangan profesional yang berkesinambungan, peningkatan gaji guru, dan peningkatan standar kompetensi dan keahlian bagi tenaga pendidik di Indonesia.
4. Infrastruktur Pendidikan yang Belum Memadai
        Salah satu permasalahan utama di bidang pendidikan di Indonesia adalah infrastruktur pendidikan yang belum memadai. Infrastruktur pendidikan yang memadai, seperti akses internet, perangkat teknologi, dan fasilitas olahraga, sangat penting untuk mendukung proses pembelajaran siswa. Sayangnya, masih banyak sekolah di Indonesia yang kekurangan fasilitas tersebut, terutama di daerah pedesaan.
        Sebagai contoh, di Kabupaten Kaimana, Papua Barat, terdapat sekolah-sekolah yang belum memiliki akses internet dan listrik yang memadai. Hal ini menyulitkan proses belajar mengajar karena guru tidak dapat menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi dan siswa tidak dapat mengakses sumber belajar online. Selain itu, di daerah tersebut juga terdapat sekolah-sekolah yang tidak memiliki fasilitas olahraga yang memadai, sehingga siswa kesulitan untuk mengembangkan keterampilan motorik dan keterampilan sosial melalui kegiatan olahraga.
        Masalah infrastruktur pendidikan yang belum memadai juga terjadi di daerah- daerah lain di Indonesia, seperti daerah-daerah terpencil di Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku. Banyak sekolah di daerah-daerah tersebut yang masih kekurangan fasilitas dasar, seperti listrik, akses internet, dan perangkat teknologi. Hal ini menyulitkan proses belajar mengajar dan membuat siswa di daerah tersebut kesulitan untuk bersaing dengan siswa dari daerah perkotaan yang memiliki akses ke fasilitas pendidikan yang lebih memadai.
Â