Â
        Sebagai salah satu kota Pendidikan, Pematang Siantar juga turut bangun dan bergerak bersama untuk menjadikan kota ini menjadi pusat sumber ilmu pengetahuan bagi masyarakatnya.
        Kota yang berjarak 128 kilometer dari Medan ini telah melahirkan puluhan tokoh  nasional.  Sebutlah  mantan  Wakil  Presiden  Adam  Malik  Batubara,  filsuf Muslim  Harun  Nasution,  petinju  Syamsul  Anwar  Harahap,  pencipta  lagu-lagu perjuangan Cornel Simanjuntak, mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih, dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hankam, TB Silalahi. Mereka lahir di Pematang Siantar. Para tokoh nasional itu berpikir maju dan turut membangun negeri ini, antara lain, berkat kemajuan pendidikan di Pematang Siantar. "Ketika warga daerah di sekitarnya masih buta huruf, di Siantar sudah berdiri sekolah," kata sejarawan  dari  Universitas  Simalungun,  Hisarma  Saragih.  Dia  menambahkan, lembaga pendidikan mirip sekolah sudah ada di Siantar sejak daerah ini masih berupa  kerajaan.  Anak  raja  dan  petinggi  kerajaan  dididik  secara  khusus  untuk disiapkan  menjadi  generasi  penerus.  Pendidikan  yang  diberikan,  antara  lain, mengenai etika, tata pemerintahan, dan ilmu pengobatan. Ini berlangsung hingga tahun  1900-an.  Pola pendidikan  di  Siantar mengalami  modernisasi  sejak utusan zending Jerman, Rheinische Missionsgesellschaft (RMG), datang menyebarkan agama. Untuk memudahkan warga dalam memahami Injil, zending mengusulkan dibangun sekolah. Sebuah sekolah didirikan RMG pada tahun 1904 di Bulu Raya (sekarang masuk Kabupaten Simalungun setelah Pematang Siantar menjadi kotamadya pada 1074). Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam penyebaran agama di samping kesehatan. "Jika warga tidak cakap baca tulis, mereka sulit memahami Injil. Tahun 1910 mulai dibuka sekolah. Semua warga diimbau untuk bersekolah," kata Hisarma.
II. Permasalahan
        Pendidikan merupakan faktor penting dalam mencapai kemajuan suatu negara dan mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan abad ke-21.  Namun,  di  Indonesia,  masih  terdapat  banyak  permasalahan  dalam  sistem pendidikan,  salah  satunya  adalah  kurikulum  yang  dianggap  kurang  mampu memenuhi  kebutuhan  siswa  dalam  menghadapi  tantangan  abad  ke-21.  Di  era globalisasi  dan  kemajuan  teknologi,  kurikulum  yang  masih  mengedepankan penguasaan  materi  tanpa  memperhatikan  keterampilan  abad  ke-21  dianggap terlalu ketinggalan zaman dan tidak dapat menghasilkan lulusan yang mampu bersaing secara global. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk memperbaharui kurikulum yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan tantangan abad ke-21, serta memperkuat sistem pendidikan di Indonesia agar dapat memenuhi tuntutan global. Ada 5 diantara permasalahan dan tantangan yang ada pada bidang pendidikan di Indonesia.
Â
1. Kurikulum yang Kurang Relevan dengan Kebutuhan Abad ke-21
        Permasalahan utama yang terjadi di dunia pendidikan Indonesia adalah kurikulum yang kurang relevan dengan kebutuhan abad ke-21. Kurikulum yang masih mengedepankan penguasaan materi tanpa memperhatikan keterampilan abad ke- 21 dianggap kurang mampu mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan global.
        Sebagai contoh, kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia pada umumnya masih terfokus pada penguasaan keterampilan teknis, seperti keterampilan las, keterampilan bangunan, dan sejenisnya. Namun, kurangnya pengembangan keterampilan abad ke-21 seperti kreativitas, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan memecahkan masalah, membuat lulusan SMK kesulitan saat mencari pekerjaan di dunia kerja yang semakin digital.
        Selain itu, kurikulum yang masih terfokus pada penguasaan materi juga tidak mempertimbangkan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Beberapa sekolah di Indonesia masih mengajar dengan metode konvensional dan buku teks yang tidak interaktif, sementara di sisi lain dunia sudah semakin banyak menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran dan pekerjaan. Sehingga, siswa Indonesia kesulitan bersaing di tingkat global karena tidak mempunyai kemampuan dalam penggunaan teknologi yang efektif.
Â