Mohon tunggu...
Lasria SariGultom
Lasria SariGultom Mohon Tunggu... Guru - Introvert

Anak kedua dari 5 bersaudara.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ayo Membaca Buku "Perempuan di Titik Nol"

5 Mei 2020   19:02 Diperbarui: 5 Mei 2020   20:05 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku ini merupakan bacaan wajib para perempuan - perempuan dimanapun. Sebuah kisah tentang perjuangan seorang perempuan untuk meraih kemerdekaan atas hidupnya, tubuhnya, pola pikirnya dan kematiannya sendiri.

Buku fiksi ini adalah merupakan kisah nyata yang terjadi di Negeri Arab, tepatnya di Mesir. Negara kerajaan yang sangat kental dengan budaya patriarkinya dan melanggengkan pernikahan dibawah umur dan poligami.

Penulis buku merupakan seorang aktivis perempuan namun mengaku dirinya tidak seberani tokoh utama dalam buku tersebut yakni Firdaus.

Firdaus adalah sosok yang cerdas, suka membaca dan menyenangi sekolah. Sepanjang hidupnya adalah perjuangan menemukan kemerdekaan yang sesungguhnya sebagai manusia khususnya sebagai perempuan. Saya sangat terkesima dengan kisah hidupnya, sungguh menyingkap tabir sudut pandang kolot yang selama ini saya sendiri miliki.

Lingkungan dan nasib memang tidak berpihak kepada Firdaus, kekerasan seksual, fisik dan phsikis menjadi santapan hariannya dan bahkan menjadi budak seks sepanjang hidupnya.

Sampai di titik dia menemukan kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kematiannya sendiri. Betapa tragis dan menyedihkan nasibnya jika dipandang oleh dari sisi orang awam seperti kita. Namun bagi Firdaus sendiri kematiannya adalah kemerdekaan yang hakiki yang diimpikannya selama hidupnya.

Jika ditarik dari keadaan sosial dalam buku tersebut masih sangat relevan dengan keadaan di masyarakat kita Indonesia. Bahwa masih banyak yang memandang perempuan sebagai alat pemuas nafsu berahi para lelaki.

Budaya di negara bagian Asia juga masih menganggap bahwa menjadi pelacur adalah pekerjaan yang sangat tidak terhormat, namun dalam buku ini Firdaus justru merasa dirinya lebih terhormat menjadi pelacur karena dapat memilih dan menentukan harga atas tubuhnya sendiri. Sebuah pemikiran yang sangat sarkastis namun elegan dan hebat. 

Saya sendiri sangat terinfeksi dengan perjuangan Firdaus untuk meraih kebebasan yang hakiki atas hidupnya. Setelah membaca ini saya mengajak kalian semua untuk membaca buku ini dan siap - siap disuntik dengan spirit hidup Firdaus untuk menjalani dan melawan ketidakadilan dalam hidup.

Saya yakin jika kalian sudah membaca buku ini maka akan ada sedikitnya perubahan pola pikir kita dalam memandang persoalan kekerasan yang masih sering terjadi dan dialami banyak perempuan di sekitar kita. Sedikitnya setelah membaca buku ini kita dapat mentransfer sedikit semangat berjuang dan mempertahankan hak atas hidup kita sebagai makhluk hidup, perempuan khususnya. 

Maka dari itu, ayo download aplikasi Ipusnas di android kamu dan dapatkan bukunya secara gratis untuk dilahap. Selamat membaca dan berubah.

Salam Literasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun