Mohon tunggu...
Dyah Lasna
Dyah Lasna Mohon Tunggu... -

lulusan kimia, seoarang yang akan melakukan apapun untuk membuka jalan bagi impiannya...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lamunan Sang Kakek (Part 1)

10 Maret 2013   17:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:01 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di suatu desa duduklah seorang kakek dengan jenggotnya yang memutih serta rambutnya kian hari makin memutih dan tipis karena usianya. Sang kakek duduk di kusi rotan depan rumahnya sambil menatap jauh kedepan. Lewatlah seorang anak kecil yang akan pergi bermain di lapangan dengan sepeda kecilnya.

Dengan kekhasan keramahan seorang anak kecil tersebut menyapa " kakekkkkk" sapa anak kecil tersebut. kakek tersebut pun tak menyadari kehadiran anak ini. Karena tidak ada respon maka sang anak pun memanggil lagi "kakekkk. kakekkk" hingga akhirnya kakek tersebut pun melihat.

"oh ada apa cu, kamu mau kemana?" anak kecil itupun menjawab "aku mau maen sepeda ke lapangan kek"

ooh begitu"  kenapa kakek tadi tidak membalas sapaan saya yang manggil kakek berkali kali" kakek kenapa?

si anak tersebut bertanya sambil melihat lekat wajah sang kakek. sambil tersenyum kakek tersebut berkata pada si anak kecil ini " kakek tadi sedang ngelamun cu" jawaban kakek tersebut, membuat semakin penasarannya si anak kecil ini "memangnya kakek lagi negalmunin apa? kata ibu gak baik kalau suka ngelamun". Sambil membenarkan tempat duduknya sang kakek menyuruh si anak kecil untuk duduk di sebelahnya. Ehmmm, kakek tersebut memulai berbicara untuk menjawab pertanyaan si anak kecil tersebut.

"kakek sedang ngelamunin nasib sungai yang didekat lapangan desa kita"
"loh memangnya kenapa dengan sungai itu kek?" kakek tersebut kian membuat sang anak penasaran.

kring, kring, kring.....Rudi...... Terdengar segerombolan anak kecil bersepeda memanggil, si anak kecil ini.

"ya ada apa?' Ayo kita pergi sekarang yuk ke lapangan...
"ahh baiklah....ayo kita pergi..kakek aku pergi dulu ya, nanti aku ksni lagi.."

ooh iya, hati-hati ya cu......

"dah kakek...' sambil pergi si anak menyimpan keingin tahuan yang besar akan nasib sungai yang ada di dekat lapang, yang akan  dia tuju tersebut. ~continue~

***

bisakah cerita ini dijadiin cernak??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun