Seperti ada petikan ranting berbunyi tek dihati, dan sebuah kalimat pun disambung warga lain "Bagaimana tidak bersih, almarhum dikesehariannya saja selalu membersihkan jalanan yang sebenarnya bukan kewajiban beliau, tdak heran jika jenazahnya bisa bersih begitu...". Lihatlah, kehadiran beliau memberi arti, dan keadaan akan berbeda ketika beliau telah tiada, entah siapa lah lagi yang bersih-bersih diarea itu.Â
Entah bagaimana nasib jalan pintas yang sudah lama dipakai masyarakat pejalan kaki, akan kah jalan tersebut tetap dipergunakan seperti sedia kala atau akan ditutup oleh ahli warisnya. Cara beliau membina hubungannya dengan sesama manusia sangat sederhana, namun tidak semua orang mampu melakukannya.
"Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain" (HR. Ahmad).Â
Dari hadist diatas dapat disimpulkan, bahwa memberi manfaat untuk manusia lain akan membentuk pribadi sebagai sebagai sebaik-baiknya manusia. Tidak perlu menunggu kaya atau berkuasa dahulu, cukup lakukan apa yang dapat kamu lakukan. Sebab banyak berkah yang dapat lahir dari kesederhanaan.Â
Orang yang biasa memberi manfaat akan semakin bahagia jika ia dapat memberikan lebih dan lebih lagi. Dan akan merasa ada yang kurang jika ia tidak melakukan hal tersebut. Tidak terasa sudah lebih dua pekan ramadhan dilalui, semoga resolusi diri tercapai, hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia dapat terjaga selalu. Mari manfaatkan sisa ramadhan ini untuk menjadi pribadi yang bertaqwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H