Mohon tunggu...
Lasminah Lasminah
Lasminah Lasminah Mohon Tunggu... Guru - Guru TK

Saya hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.2

6 Mei 2023   22:55 Diperbarui: 6 Mei 2023   22:54 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

                                                                                      JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.2

                                                                                    PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

NAMA CGP ANGKATAN 7      : LASMINAH, S.Pd.

NAMA FASILITATOR               : SUYATNO, M.Pd.,M.Kom

NAMA PENGAJAR PRAKTIK : IKA VIDIASARI ARISTAWATI, S.Pd.

PERISTIWA (FACTS)

Materi pada modul ini, akan membahas tentang sekolah sebagai ekosistem, yaitu sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). 

Ekosistem merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Biasanya sebuah ekosistem mencirikan satu pola hubungan yang saling menunjang pada sebuah teritorial atau lingkungan tertentu. Unsur biotik dan abiotik akan saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Faktor-faktor biotik terdiri dari : murid, kepala sekolah, guru, staf/ tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua, masyarakat sekitar, dinas terkait, dan pemerintah daerah. Sedangkan faktor-faaktor abiotik terdiri dari : keuangan, sarana dan prasarana, dan lingkungan alam. 

Pada kegiatan selanjutnya, kita akan belajar tentang Pendekatan Berbasis Kekurangan/ Masalah (Deficit-Based Approach) dan Pendekatan Berbasis Aset/ Kekuatan. Pendekatan berbasis kekurangan/ masalah akan memusatkan pada apa yang kurang, yang tidak berfungsi baik, dan pada apa yang mengganggu, yang mendorong cara berpikir negatif sehingga menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Sedangkan pendekatan berbasis kekuatan merupakan sebuah cara yang praktis untuk menemukenali hal-hal positif dalam kehidupan. Selain itu, materi modul ini juga berisi karakteristik komunitas yang sehat dan resilien, serta 7 aset/ modal dalam komunitas antara lain : modal manusia, modal sosial,modal politik ,modal agama/ budaya, modal fisik, modal lingkungan/ alam, dan modal finansial.

PERASAAN (FEELINGS)

Apa yang saya rasakan ketika mempelajari materi pada modul ini adalah rasa gembira karena materi yang disajikan tidak terlalu banyak. Meskipun materi tidak banyak, namun membutuhkan pemikiran yang mendalam agar mampu mencermati materi ketika harus memetakan sumber daya daerah dan pemanfaatannya secara efektif. Selain itu, saya juga merasa bahagia dan bersyukur karena banyak mendapatkan ilmu baru tentang peran seorang pemimpin dalam mengelola sumber daya untuk menigkatkan kualitas pendidikan yang berpusat pada murid. Saya juga merasa senang karena pada saat melakukan kegiatan di ruang kolaborasi, saya menjadi paham dan mampu mengenal aset/ kekuatan yang ada di daerah saya Trenggalek yang bisa dimanfaatkan secara optimal untuk proses pembelajaran.

PEMBELAJARAN (FINDINGS)

Pendekatan Komunitas Berbasis Aset/ Kekuatan (PKBA) merupakan suatu kerangka kerja yang dibangun dari kemampuan, pengalaman, pengetahuan  dan hasrat yang dimiliki oleh anggota komunitas, kekuatan perkumpulan lokal, dan dukungan positif dari lembaga lokal untuk menciptakan kehidupan komunitas yang berkelanjutan (Kretzman, 2010). Pendekatan PKBA memberikan nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh komunitas. PKBA juga menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna dan bermanfaat bagi semua warga sekolah dan leingkungan sekolah masing-masing.

PENERAPAN (FUTURE)

Dalam mempraktikkan ilmu yang sudah saya dapatkan tidak akan mampu berdaya guna apabila saya berjalan sendiri. Untuk itu diperlukan sebuah usaha atau cara agar ilmu yang saya dapatkan mampu dikembangkan di sekolah saya dengan melakukan kolaborasi dengan Kepala Sekolah, rekan sejawat, murid, tenaga kependidikan, orang tua murid.  Kemudian saya juga harus berpikir untuk mengembangkan dan memberdayakan kebermanfaatan aset/ kekuatan daerah tersebut dalam rangka mengembangkan potensi yang ada atau yang dimiliki daerah kita masing-masing. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun