Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu bidang studi yang menempati peranan penting dalam pendidikan adalah matematika, hal ini terlihat dari pemberian mata pelajaran matematika pada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai jenjang perguruan tinggi. Matematika memiliki peran dalam mengembangkan kemampuan berpikir seseorang.Â
Banyak siswa menganggap  bahwa mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sulit, sukar dipahami, dan membosankan (Kamala & Muslikhin, 2018). Mengapa matematika dianggap sulit oleh sebagian besar siswa? Matematika yang dianggap sulit oleh banyak siswa akan mengakibatkan rendahnya minat siswa dalam belajar matematika.
Siswa harus memiliki minat belajar saat belajar matematika. Minat belajar matematika memiliki pengaruh terhadap tingkat keaktifan siswa. Keadaan siswa yang malas, belajar, dan mengalami kegagalan, disebabkan karena tidak adanya minat belajar. Oleh karena itu, minat belajar matematika perlu mendapatkan perhatian khusus.Â
Tinggi rendahnya minat belajar matematika dapat dilihat dari indikator minat belajar yang meliputi perhatian, keinginan untuk belajar matematika, kesenangan ketika belajar matematika, kesungguhan ketika belajar matematika, serta kepuasan yang ditunjukkan oleh siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Tidak sedikit siswa yang mengalami ketakutan terhadap matematika sehingga munculnya persepsi-persepsi negative terhadap matematika (Yunita & Utami, 2013)
Bila siswa memiliki persepsi bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan, maka siswa akan segan untuk belajar dan cenderung mempersulit hal-hal yang mudah pada pelajaran matematika sehingga minat belajar matematika siswa akan semakin rendah. Hal ini dapat diakibatkan karena pembelajaran yang kurang memperhatikan kondisi anak ketika anak belajar.Â
Rendahnya minat belajar siswa dikarenakan siswa cenderung merasa tidak senang apabila dihadapkan dengan mata pelajaran matematika dan lebih senang bermain dengan teman sebaya dari pada harus mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, masih banyak sekolah yang kurang memperhatikan kondisi anak didik ketika pembelajaran berlangsung dan banyak juga guru yang lebih mementingkan hasil belajar siswa dibanding proses belajar yang siswa lakukan. saat pembelajaran berlangsung guru lebih dominan menjelaskan kemudian peserta didik hanya mendengarkan dan menulis saja atau mengerjakan soal pada buku paket (Yunita & Utami, 2013).Â
Hal ini dapat menyebabkan rasa bosan dan kurang minat siswa dalam proses pembelajaran. guru diharapkan mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik untuk siswa agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai yang diharapkan, tercapai tujuan pembelajaran, dan mendapatkan hasil yang maksimal.
Upaya untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar matematika perlu segera dilakukan oleh guru dengan menciptakan inovasi pembelajaran. Banyak alternatif yang bisa dilakukan oleh guru untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar matematika diantaranya yaitu alat peraga Roda Bangun Ruang.Â
Penerapan alat peraga ini dapat mengasah kecerdasan otak anak. Dengan cara yang berbeda menyajikan pertanyaan dan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang biasa anak kerjakan pada lembar kerja soal. Alat peraga Roda bangun Ruang dapat digunakan guru sebagai kegiatan pembelajaran yang berbeda dan menarik sebagai upaya untuk meningkatkan minat belajar anak dalam mata pelajaran matematika terutama pada materi bangun ruang.
Alat peraga matematika merupakan suatu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran matematika. Hal ini sejalan dengan pendapat menurut Nasution (2006) menyatakan bahwa alat peraga adalah alat pembantu dalam mengajar  agar efektif.Â