Intertekstualitas dan Hibriditas:
Globalisasi mendorong penulis untuk menggabungkan berbagai unsur budaya dalam karya mereka. Ini terlihat dalam penggunaan intertekstualitas, di mana penulis mengacu pada teks-teks dari berbagai tradisi sastra. Hibriditas gaya juga muncul, menggabungkan elemen-elemen dari budaya lokal dengan gaya naratif Barat.
Eksperimen Naratif:
Pengaruh sastra global mendorong penulis Indonesia untuk bereksperimen dengan struktur naratif dan gaya penceritaan. Penulis seperti Dee Lestari dalam seri "Supernova" menggunakan berbagai bentuk narasi, termasuk epistolari, narasi orang pertama dan ketiga, serta elemen-elemen fiksi ilmiah.
Bahasa dan Diksi:
Globalisasi memengaruhi penggunaan bahasa dalam sastra Indonesia. Penulis cenderung menggunakan bahasa yang lebih dinamis dan modern, termasuk penggunaan istilah asing dan slang. Diksi yang lebih kontemporer ini mencerminkan perpaduan antara bahasa lokal dengan pengaruh global.
Genre Campuran:
Banyak penulis Indonesia yang kini menggabungkan berbagai genre dalam karya mereka. Contoh ini bisa dilihat dalam karya-karya Leila S. Chudori yang memadukan elemen sejarah dengan drama dan fiksi ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa globalisasi membuka lebih banyak kemungkinan eksplorasi genre bagi para penulis.
Pengaruh globalisasi terhadap sastra Indonesia sangatlah signifikan. Melalui tema-tema seperti identitas, modernitas vs tradisi, ketidakadilan sosial, dan isu lingkungan, serta gaya naratif yang semakin beragam dan eksperimental, sastra Indonesia terus berkembang dan mencerminkan dinamika masyarakat Indonesia dalam konteks global. Penulis-penulis Indonesia memanfaatkan pengaruh global ini untuk memperkaya karya mereka, menciptakan karya-karya yang tidak hanya relevan secara lokal tetapi juga memiliki daya tarik universal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H