Sampai disini, sudah paham belum tentang arah pikiran Saya? Terlebih tentang alasan Saya memilih Prabowo dalam Pilpres tahun ini.
Emmmmmm, harus darimana agi ya Saya memulainya. Begini sajalah.
Di HMI, Saya diajarkan tentang sebuah nilai independensi. Salah satu nilai independensi tersebut adalah Independensi Etis, yakni cenderung pada kebenaran. Dalam pandangan Saya, memang, tak bisa dipungkiri bahwa kedua kontestan dalam Pilpres nanti tak ada yang ideal, bahkan limit mendekati ideal. Tak perlu Saya jelaskan panjang lebar tentang keidealan kedua paslon, karena itu akan melenceng dari penjelasan Saya.
Jadi, terhitung sejak tahun 2014, Saya sudah mulai memerankan diri sebagai Mahasiswa yang menurut Saya pribadi sepaham dengan trilogii perguruan tinggi dan sumpah mahasiswa. Tentunya tak jauh dari tiga hal di atas, yaitu diskusi, aksi dan publikasi. Ketiganya Saya jadikan sebagai sebuah ajang untuk memantaskan diri dan sebagai pemenuhan dahaga Saya atas peran Mahasiswa. Terlebih dengan adanya embel-embel aktivis Mahasiswa di lengan kiri Saya.
Ketiganya (red: diskusi, aksi, dan publikasi) Saya jadikan sebagai sebah wujud pemberontakan Saya kepada pemerintah yang tak sejalan dengan harapan Ibu Pertiwi. Dalam setiap momen diskusi, Saya dan teman-teman yang lain kerap menemukan kebrobrokan rezim.Â
Kemudian, gagasan-gagasan yang muncul saat diskusi tersebut Saya tuangkan dalam berbagai tuisan, baik itu dalam bentuk opini maupun gagasan ke berbagai media, baik cetak maupun online, dan lokal maupun nasional.
Jika keduanya masih juga dirasa buntu, tak jarang kami akan mengadakan demonstrasi. Dan bagi kami, ini merupakan upaya terakhir untuk memperingatkan rezim bahwa kami (red:Mahasiswa) masih hidup. Dan siap untuk melakukan revormasi jilid II jika memang diperlukan.
Oops. Koq jadi panjang begin ya. Intinya, karena menurut saya Jokowi telah begitu banyak mengingkari janjinya dan bahkan menyeleweng, maka tidak ada salahnya untuk memberikan kesempatan kepada Prabowo. Jika nanti Prabowo memimpin tidak ada perubahan, atau bahkan lebih buruk dari rezim yang ada sekarang, maka satu kata, "#2024GantiPresiden. Dan ingat, tentunya aku masih seperti yang dulu dan sekarang, akan tetap memposisikan diri sebagai oposisi loyal. Tentunya dengan terus memberikan tekanan kepada penguasa.
Sudah dulu ya. Betewe kopiku sudah dingin. Kan sayang, segelas 5.000 hlow. Hahahahaha
#SalamSeduluran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H